Amazingfacts.id: Umat Tuhan haruslah meminta berkat rohani dari Tuhan senantiasa, sebelum memberi kepada orang lain. Kristus terus-menerus menerima dari Bapa, agar Ia bisa sampaikan kepada kita.
terhubung setiap hari
“Firman yang kau dengar,” kataNya, “bukanlah dariKu, tetapi dari Bapa yang mengutus Aku.” Bukan untuk diriNya sendiri, tetapi untuk orang lain, Ia hidup dan berpikir dan berdoa.
Dari waktu yang berjam-jam Ia gunakan bersama Allah, pagi demi pagi Ia membawa terang surga kepada mereka yang mendengar Dia.
Setiap hari Ia menerima baptisan baru dari Roh Kudus. Setiap pagi dini hari, Allah membangunkan Dia dari tidurNya, lalu jiwaNya serta bibirNya diurapi dengan kasih karunia, agar Ia dapat memberi kepada orang lain.
KepadaNya diberikan langsung kata-kata dari istana surgawi, kata-kata yang Ia ucapkan kepada yang letih lesu dan tertindas.
Murid-murid Kristus sangat terkesan oleh doa-doaNya dan kebiasaanNya bersekutu dengan Allah.
doa bapa kami
Suatu hari setelah sejenak terpisah dari Tuhannya, mereka menemukan Dia khusyuk berdoa. Sepertinya tidak sadar akan kehadiran mereka, Ia terus berdoa dengan nyaring.
Hati murid-murid sangat tergugah. Saat berhenti berdoa, mereka berkata, “Tuhan, ajarkan kami berdoa.” Menjawab mereka, Kristus mengulangi Doa Bapa Kami, sebagaimana Ia telah berikan dalam Khotbah di Atas Bukit.
“Siapa di antara kalian,” kataNya, “yang akan mendatangi sahabatnya di tengah malam, dan berkata kepadanya, Sahabat, pinjamkan tiga papan roti; karena seorang temanku sedang dalam perjalanan menuju rumahku, dan aku tidak mempunyai apa pun untuk dihidangkan kepadanya?”
Di sini Kristus menggambarkan sang pemohon yang meminta agar ia dapat memberi lagi. Sama halnya para murid harus mencari berkat dari Allah.
roti kehidupan
Dalam memberi makan orang banyak dan ketika mengkhotbahkan tentang roti dari surga, Kristus telah menyampaikan pekerjaan mereka sebagai para perwakilanNya.
Mereka harus memberikan roti kehidupan kepada orang-orang. Jiwa-jiwa yang lapar menginginkan roti kehidupan akan datang kepada mereka, dan mereka akan merasa diri miskin dan tak berdaya.
Mereka harus menerima makanan rohani, atau mereka tidak akan memiliki apa pun untuk diberikan. Tetapi mereka tidak boleh menyuruh satu jiwa pergi tanpa diberi makan.
Kristus mengarahkan mereka kepada sumber persediaan. Dan tidakkah Allah yang telah mengutus para hambaNya akan memberi makan yang lapar, menyediakan kebutuhan mereka untuk pekerjaanNya sendiri?
Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Markus 10:45.
-Suara Hati Nurani, Hlm.96-