MENGAPA TERJADI KESUSAHAN?

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. Mazmur 119:71

Kita tidak boleh berpikir bahwa murka Tuhan sedang ditimpakan kepada kita jikalau kita mengalami penindasan dan kesusahan. Tuhan membawa kita kepada pencobaan supaya kita ditarik lebih dekat kepada-Nya. Pemazmur berkata, ”Kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu” (Maz. 34:20). Ia tidak suka kita berada di bawah awan kesusahan. . . . Ia tidak ingin kita menanggung semangat yang menderita. Kita tidak boleh melihat kepada onak dan duri dalam pengalaman kita. Kita harus pergi ke Taman Firman Tuhan dan memetik bunga bakung dan bunga melati serta kembang berwarna warni janji-janji-Nya. Mereka yang memandang kepada kesulitan-kesulitan dalam pengalaman mereka akan selalu membicarakan kebimbangan dan tawar hati, karena mereka tidak memandang kepada Yesus, Anak Domba Tuhan, yang menanggung dosa isi dunia ini.

Kita harus memusatkan pikiran kita kepada kasih, belas kasihan dan kasih karunia Tuhan” kita. . . . Bukanlah tanda bahwa Yesus tidak lagi mengasihi kita jikalau kita mengalami kebimbangan dan tawar hati. Kesusahan datang kepada kita dalam pemeliharaan Tuhan agar kita boleh melihat bahwa Kristus adalah penolong kita, bahwa di dalam Dia ada kasih dan penghiburan. Kita boleh menerima kasih karunia oleh mana kita boleh menjadi pemenang dan pewaris kehidupan yang serupa dengan kehidupan Tuhan. Kita harus mempunyai pengalaman yang bilamana kepada kita kesusahan datang kita tidak boleh meninggalkan iman kita. . . .

Dengan tangan iman kita harus berpegang kepada janji-janji Tuhan dan berpijak pada dasar yang menguntungkan. Dengan demikian Anda akan berada di tempat di mana Setan tidak bisa lagi datang dekat dan berkata, “Tuhan tidak bisa menolongmu, sebab engkau telah berdosa dan tidak boleh menuntut janji-janji-Nya.” Musuh kita ingin agar kita tenggelam, agar jalan kepada kehidupan tampak begitu sulit, sehingga tidak mungkin mencapai kebahagiaan surga. Tetapi Tuhan telah menempatkan kita dalam keadaan di mana tabiat kita yang paling baik bisa dikembangkan dan kemampuan tertinggi kita dilatih. Jikalau kita memupuk yang baik, kecenderungan-kecenderungan yang tidak baik tidak akan menonjol. Jikalau kita ingin menjadi orang kudus di surga, kita harus menjadi orang kudus di dunia ini.

Inilah Hidup yang Kekal Hal. 277


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *