Jika kita melihat kondisi dunia sekarang dengan berbagai wabah penyakit seperti Ebola di Afrika, atau peperangan di Timur Tengah, berbagai macam tindak kriminal, orang-orang yang hidup penuh penderitaan tanpa tempat tinggal layak atau juga kelaparan sementara di tempat lain orang kaya bertempat tinggal di rumah-rumah mewah dan makanan yang mengundang selera; maka sebagai orang Kristen mungkin kita bertanya-tanya, “Kapan Yesus segera datang yang kedua kali dan mengakhiri ini semuanya?”
Saudara, Tuhan rindu untuk segera datang kembali dan memenuhi janji-Nya bahwa: “Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Yohanes 14:3b). Namun apa yang membuat-Nya masih menunda kerinduan-Nya untuk datang kembali dan menjemput kita serta membawa ke tempat di mana Dia juga berada?
Mari kita baca yang Yohanes katakan dalam Wahyu 11:15, “Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: ‘Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.’” Yohanes menggambarkan bahwa ketika Yesus datang untuk kedua kalinya maka Dia akan mendirikan kerajaan-Nya. Dalam kerajaan membutuhkan 3 unsur supaya sebuah kerajaan dapat disebut kerajaan. Ketiga hal itu adalah kerajaan itu sendiri (tempatnya), raja, dan tentunya adalah orang-orang atau penduduknya.
Kira-kira menurut Anda, dari ketiga hal itu apakah yang masih belum memenuhi syarat sehingga kerajaan itu belum dapat didirikan? Jika berbicara tentang tempat, sudah barang tentu itu sudah siap karena Yesus berkata bahwa Dia menyiapkannya bagi kita. Lalu bagaimana dengan raja? Apakah mungkin bahwa Yesus sebagai Raja kerajaan itu belum siap untuk menjadi Raja? Dia sangat siap. Lalu bagaimana dengan orang-orang atau calon penduduk kerajaan itu? Bisa jadi merekalah yang belum siap. Siapakah mereka itu? Mereka adalah umat manusia, saya dan Anda yang saat ini sedang mempelajari artikel ini.
Bagaimana supaya Dia segera datang? Mari kita baca dari Wahyu 10:7, “Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi.” Kita lihat bahwa ada kesamaan dari ayat ini dengan Wahyu 11:15, yaitu ada malaikat ketujuh. Kita tidak akan membicarakan apakah malaikat ini nyata atau sebuah lambang. Namun yang pasti yang ingin Tuhan sampaikan kepada kita dalam Wahyu 10:5 bahwa supaya Yesus datang dan mendirikan kerajaan-Nya, maka rahasia Allah harus digenapi lebih dahulu.
Apakah rahasia Allah yang harus digenapi itu? Kolose 1:26, 27, “Yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!
Ketika Paulus menuliskan ayat itu bahwa jika Kristus ada di tengah-tengah bangsa selain Israel, atau jika kepada bangsa-bangsa selain Israel telah diberitakan Injil tentang Kristus maka “Misteri Rahasia Tuhan” itu telah digenapi. Bukankah sekarang berita tentang Injil dan Kristus juga sudah tersebar di semua bangsa di dunia? Bukankah seharusnya Dia telah datang yang kedua kali? Bukan hanya sekadar Dia telah dikhotbahkan di semua bangsa, suku dan bahasa dan kaum, tetapi perkataan “Kristus ada di tengah-tengah kita” adalah jika Yesus ada di dalam kehidupan kita, jika Dia ada di dalam hati dan pikiran kita. Inilah yang belum tergenapi sehingga Dia belum datang dan menjemput umat-umat-Nya.
Yesus sekarang tidak menantikan bencana alam, perang dunia, waktu nubuatan yang digenapi, atau berbagai penderitaan seperti yang Alkitab nubuatkan akan terjadi, namun Dia menantikan satu hal, dan itu adalah umat-Nya yang memiliki Yesus dalam hati dan pikirannya. Masih ingat mengenai artikel Belajar Firman Tuhan yang sebelumnya kami muat dalam dua seri dengan judul “Tujuan Umat Manusia”? Yaitu umat-umat Allah perlu menggenapi tujuannya untuk mencerminkan atau merefleksikan karakter Yesus dalam kehidupannya. Karena Kristus belum ada di tengah-tengah kehidupan, hati dan pikiran kita, maka mustahil bagi umat-umat Allah mencerminkan karakter Allah dalam hidup. Dan karena itulah Tuhan masih menunda kedatangan-Nya yang kedua kali.
Dalam Wahyu 3:14-16 Yesus memiliki pekabaran khusus untuk kita (jemaat Laodikea) di akhir zaman, sehingga kita akan dapat mengerti kenapa Kristus belum ada di tengah-tengah kehidupan kita. ““Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”
Dalam ayat di atas Yesus mengatakan bahwa kita suam-suam kuku, kita tidak dingin atau panas, atau dengan kata lain kita rata-rata. Saudara, jika seseorang mengatakan bahwa kita rata-rata, apakah itu suatu kenyataan yang menyenangkan? Tentu saja tidak, itu adalah keadaan yang memprihatinkan. Dalam ayat 16 Tuhan mengatakan bahwa Dia akan memuntahkan kita jika tetap dalam keadaan seperti ini. Dalam terjemahan lama dikatakan “meludahkan.”
Dalam ayat 17b Tuhan menyatakan keadaan kita yang lain. Dikatakan, “Bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.” Kita tidak hanya hanya suam-suam kuku, tapi juga melarat, miskin, buta dan telanjang secara keadaan rohani. Bukankah sungguh memprihatinkan keadaan kita sebagai suatu umat? Ini semua terjadi karena ada kesalahan atau masalah pada kita. Apa itu?
Ayat 20: “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” Dikatakan bahwa Yesus sedang mengetuk pintu hati kita. Jadi, berada dimanakah Yesus sekarang dalam kehidupan kerohanian kita? Dia berada di luar dari kehidupan kerohanian kita. Semakin jelaslah bagi kita bahwa kenapa Yesus belum datang karena Dia belum mengendalikan hati dan kita kita, sehingga belumlah kehidupan kita merefleksikan karakter-Nya dalam hidup ini. Saudara, sesungguhnya kita belum bersiap dan bersedia bagi sorga.
Kenapa umat Allah belum bersedia meskipun sudah ribuan tahun? Kembali ayat 17a: “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa.” Umat Allah belum bersedia bagi kedatangan-Nya karena tidak menyadari keadaan yang sesungguhnya bahwa kita melarat, miskin, buta, telanjang dalam kehidupan kerohanian kita; kita tidak sadar kebutuhan akan Yesus. Kita berpikir bahwa kita baik-baik saja. Jika tidak menyadari keadaan kita maka mustahil untuk merasakan kebutuhan akan Yesus. Kita melarat, miskin, buta dan telanjang. Kita perlu menyadari keadaan kita ini, jika tidak maka kita tidak akan memiliki kerinduan untuk membutuhkan Yesus.
Bagaimana supaya Dia dapat hadir di dalam kehidupan kita supaya kita boleh mencerminkan karakter Allah? Kita akan pelajari dalam pelajaran yang akan datang.
Sangat terberkati
Berdasarkan Yohanesa, 14:3b yang sudah dijelaskan di atas, Saya mengaku bahwa sekarang saya berada di Israel. Saya Orang kristen, tapi setiap minggu saya tidak pergi ke kereja karena orang Yahudi hari sabtu adalah hari sabat mereka. Pertanyaan :
1. Bagaimana saya mempersiapakan diri untuk menerima kedatangan Yesus Juruselamat saya?
2. Bagaimana dengan kerohanian saya sedangkan setiap minggu saya tidak pergi ke gereja tapi setiap minggu saya kerja?
Please I need answer….God bless You all