Tidak ada catatan persembahan Kristus untuk mati bagi malaikat yang jatuh. Tetapi Tuhan itu “penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya.”(Keluaran 34:6), itu karakterNya dan saya pikir Ia memberikan waktu yang lama supaya mereka bertobat. Ada semacam masa percobaan dan belas kasih diperluas kepada Lucifer ketika ia pertama kali memasuki pemberontakannya.
Kitab Suci berkata, “Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.” Ibrani 2:16. Ada alasan mengenai perbedaan tersebut. Setan dan malaikatnya diciptakan sempurna. Mereka tidak tertipu dengan cara manusia tertipu. Lucifer memasuki pemberontakan tinggi ke dalam penipuan. Dia dibuat sempurna tetapi memilih untuk bangga dan menyembah dirinya sendiri; padahal Adam dan Hawa dibuat dalam ketidaksalahan dan mereka dijauhkan oleh orang yang durhaka ini. Jadi iblis lebih mudah daripada manusia. Itulah sebabnya Tuhan mengasihani manusia dan Dia menjadi salah satu dari kita untuk menyelamatkan kita.
Kita tahu dari catatan Alkitab bahwa sebelum ia berdosa, setan dikenal sebagai Lucifer dan berdiri di hadapan Tuhan, lihat Yesaya 14:12. Ia dekat dengan takhta Allah, dan tidak ada lagi yang dapat dilakukan oleh Tuhan untuk mengungkapkan karakter-Nya kepadanya. Di sisi lain, Adam dan Hawa tidak berada di posisi yang sama. Saya percaya bahwa Tuhan memberi Lucifer dan malaikat yang percaya bahwa banyak kesempatan untuk menyadari kebohongan serta kesalahan mereka. Setelah semua, Tuhan adalah Tuhan yang adil, dan Dia tidak berkenan bila setiap makhluk-Nya harus binasa.
Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Ibrani 2:14-16.
-Doug Batchelor-