Amazingfacts.id: Dalam kediktatoran Korea Utara yang terpencil, semua orang, baik penduduk maupun turis tanpa memandang usia, agama, atau kewarganegaraan, diperintahkan untuk membungkuk di depan patung penguasa sebelumnya, Kim Il sung dan Kim Jong il, atau harus menanggung akibatnya.
batu menghancurkan dan menjadi besar
Pada masa pemerintahan Nebukadnezar dari Babilonia, hal yang sama juga terjadi. Setelah Daniel menafsirkan mimpi Nebukadnezar, sang raja dengan berani mencemooh masa depan yang telah dinubuatkan oleh Tuhan kepadanya.
Dalam mimpi raja, ada sebuah patung yang terbuat dari berbagai jenis bahan, dan bahan yang berbeda itu melambangkan berbagai bangsa yang akan memerintah dunia setelah Kekaisaran Babel dilupakan. Di akhir mimpi itu, sebuah batu menghancurkan patung tersebut hingga hancur berkeping-keping.
Setelah menghancurkan maka batu itu pun menjadi sebuah gunung yang besar, melambangkan kerajaan surgawi Allah, yang akan menguasai bangsa-bangsa lain dan memerintah untuk selama-lamanya.
perapian menyala-nyala
Bertentangan dengan nubuat ini, Raja Nebukadnezar telah membangun sebuah patung dari emas murni, bahan yang dalam mimpinya melambangkan kerajaan Babel. Kemudian dia memerintahkan rakyatnya, tanpa memandang kebangsaan atau agama, untuk tunduk pada patung yang megah ini.
Kegagalan untuk mematuhinya akan mengakibatkan kematian seketika. “Dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” (Daniel 3:15) tanyanya dengan kurang ajar. Meskipun Daniel tidak hadir dalam peristiwa ini, teman-temannya hadir.
Ketika semua orang sujud menyembah patung raja, ketiga pemuda ini berdiri teguh, menyatakan bahwa mereka hanya menyembah Allah yang benar di surga (ayat 17, 18). Setelah mengetahui pelanggaran tersebut, Nebukadnezar memerintahkan agar ketiga orang Ibrani itu dilemparkan ke dalam “perapian yang menyala-nyala” (ay. 21).
empat sosok
Namun betapa terkejutnya dia, di tengah-tengah kobaran api, dia melihat sosok keempat di antara ketiga orang itu. Ia melihat Allah melindungi hamba-hambaNya yang setia dari api. Ia memanggil ketiga orang itu yang sama sekali tidak terluka dan tidak hanya memuji Allah sebagai yang lebih berkuasa daripada dewa-dewa Babel, tetapi juga mengakui bahwa Allah telah membuktikan bahwa ia, sang raja, salah (ay. 26-29).
Pada hari itu, Tuhan menunjukkan kepada Nebukadnezar bagian lain dari karakterNya, yaitu bahwa Dia adalah Allah yang menyelamatkan kehidupan, bukan Allah yang memusnahkan kehidupan. Meskipun Nebukadnezar masih harus belajar lebih banyak lagi tentang Sang Pembebas, hari itu hati raja yang sombong itu berbalik lebih jauh lagi kepadaNya.
Renungkanlah: Pernahkah Anda mendapati diri Anda bertentangan dengan Allah dan kehendakNya? Apa yang Anda lakukan ketika Anda menyadari hal ini?
Katanya: Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa! Daniel 3:25.