Sungguh mengherankan, meskipun ada banyak nubuatan tentang kedatangan Mesias di Perjanjian Lama, namun mayoritas orang Yahudi tidak mengenalinya ketika Ia ada di bumi Tidak hanya itu, para pemimpin agama menolak Yesus karena mereka menginginkan Juruselamat yang berbeda, seorang yang akan menghantam Roma, musuh mereka, dan mendirikan kerajaan di dunia Namun penelitian yang saksama terhadap nubuatan-nubuatan di Perjanjian Lama mengungkapkan sesuatu yang amat berbeda— Juruselamat seperti apa Yesus sebenarnya.
Ditolak oleh Umat-Nya Sendiri
Perjanjian Lama juga menubuatkan bahwa Yesus ditolak oleh bangsa-Nya sendiri, sebagian karena keterbukaan-Nya dalam pergaulan kepada orang bukan Yahudi dan juga untuk banyak alasan lainnya: “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru”(Mazmur 118:22).
Contoh penggenapan nubuatan ini terjadi ketika orang Yahudi memilih seorang penjahat gantinya Yesus Ketika pemimpin Roma memberi kesempatan untuk melepaskan Yesus saat Ia sedang diadili, mereka berkata, “Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami” (Lukas 23:18).
Rasul Yohanes dengan gamblang menjelaskan penolakan terhadap Yesus oleh bangsa Yahudi: “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya” (Yohanes 1:11).
Menyembuhkan Orang Buta dan Tuli
Beberapa dari nubuatan paling menakjubkan tentang Kristus terdapat dalam kitab Yesaya, yang dengan jelas menekankan rincian pelayanan-Nya Salah satu yang menceritakan pekerjaan-Nya dalam penyembuhan berkata, “Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta akan melihat” (Yesaya 29:18).
Perjanjian Baru mencatat penggenapannya di beberapa tempat Lukas menulis bagaimana Kristus memberitahu murid-murid Yohanes Pembaptis, “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan” (Lukas 7:22).
Memberitakan Injil kepada Orang Miskin
Perjanjian Lama juga menunjuk kepada seorang Mesias yang akan memberikan belas kasihan khusus kepada orang miskin “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara” (Yesaya 61:1).
Pada masa ketika orang sengsara dan miskin sering dianggap mendapat hukuman dari Tuhan oleh karena dosa-dosa mereka, Perjanjian Baru menunjukkan bagaimana Yesus berbelas kasihan kepada mereka, sama seperti yang dinubuatkan oleh Yesaya Pelayanan Yesus dan dampak dramatisnya pada kehidupan orang miskin dapat dilihat dari kerumunan orang banyak yang mengikut Dia ke mana pun Dia pergi Dan Yesus memang memberitahu murid-murid Yohanes bagaimana “kepada orang miskin diberitakan kabar baik ” (Matius 11:5).
Mengajar dengan Perumpamaan
Sepanjang kehidupan Kristus, orang- orang heran dengan gaya mengajar- Nya yang unik dan berkuasa dalam menggunakan perumpamaan Metode pengajaran-Nya yang sederhana ini telah dinubuatkan seribu tahun sebelumnya oleh Asaf, seorang pemimpin biduan untuk Raja Daud: “Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala (lihat Mazmur 78:2).
Perjanjian Baru secara langsung meneguhkan nubuatan ini: “Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan” (Matius 13:34).