Alexander Graham Bell, penemu telepon, bekerja sebagai guru di Boston School for Deaf Mutes. Ibunya hampir sepenuhnya tuli, dan Bell akhirnya menikahi wanita tuli.
Sekitar 1 dari 800 bayi terlahir tuli, tetapi ada lusinan penyebab ketulian lainnya. Di seluruh dunia, sekitar 200.000 orang tuli telah menerima implan koklea, yang mengubah suara menjadi sinyal elektronik. Sinyal dikirim ke saraf akustik, yang meneruskannya ke pusat pendengaran otak untuk interpretasi. Meskipun hasilnya sangat berbeda dari suara alami, ini sangat membantu banyak orang.
Karena pria tuli yang datang kepada Yesus untuk meminta bantuan, juga menderita gangguan bicara, kemungkinan dia tuli sejak lahir atau sejak usia muda. Dapatkah Anda bayangkan betapa menyenangkan baginya untuk tiba-tiba memiliki pendengaran dan ucapan yang sempurna? Kemungkinan hal pertama yang dia dengar adalah suara Penyembuhnya.
Secara rohani, kita semua memiliki hambatan bicara (kita tidak selalu mengatakan hal yang benar atau berbicara dengan anggun) dan kita semua tuli sampai taraf tertentu (kita tidak selalu mendengarkan dengan hati-hati sebagaimana mestinya). Jika kita meminta kepada-Nya, Tuhan akan membuka telinga kita kepada Roh-Nya dan mengendalikan lidah kita sehingga kita dapat mengatakan kebenaran-Nya dengan jelas dan dengan kasih.
Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: ”Efata!”, artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: ‘Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.’ Markus 7:32-35.
-Doug Batchelor-