Amazingfacts.id: Logam mulia, seperti emas atau perak, dimurnikan melalui proses pemurnian tertentu, di mana logam dipanaskan dengan api pada suhu yang sangat tinggi hingga semua pengotornya terpisah. Proses ini membutuhkan banyak waktu dan ketelitian.
Penderitaan Gereja Mula-Mula
Gereja di Efesus berada di tengah-tengah “dapur perapian yang penuh dengan penderitaan” (Yesaya 48:10). Dan tentu saja, pada abad pertama Masehi, gereja sedang mengalami penderitaan berat akibat berbagai ajaran palsu yang berpusat pada sifat dan keberadaan Yesus Kristus.
Hal ini tentu saja masuk akal, terutama mengingat bahwa salah satu kontroversi utama selama kehidupan Kristus di bumi adalah identitas-Nya. Seperti yang dilaporkan Yohanes dalam Injilnya: “Orang-orang Yahudi semakin berusaha untuk membunuh Dia, karena Ia … [membuat] diri-Nya sama dengan Allah” (Yohanes 5:18). Namun, hal ini juga menjadi alasan mengapa semakin penting bagi gereja mula-mula untuk berpegang teguh pada Injil yang benar. Kesaksian Kekristenan bergantung padanya.
Ajaran Sesat Docetisme Dan Gnostisisme
Salah satu pandangan yang menonjol mengatakan bahwa Yesus sebenarnya bukan darah dan daging, melainkan hanya semacam roh, tanpa bentuk, tanpa tubuh dan nafas. Ajaran ini dikenal sebagai Docetisme.
Pandangan lain mengatakan bahwa Yesus bukanlah Pribadi kedua dari ke-Allah-an, melainkan hanya seorang manusia yang sangat baik yang dibuat menjadi dewa yang lebih rendah. Ajaran ini akhirnya berkembang menjadi apa yang dikenal sebagai Gnostisisme.
Gereja mula-mula menyangkal keduanya sebagai penipuan. Jika Kristus hanyalah suatu jenis energi yang halus, itu berarti Dia tidak pernah menderita, tidak pernah menumpahkan darah, dan tidak pernah mati untuk Anda.
Menjaga Kemurnian Injil
Jika Kristus hanyalah manusia, maka Allah tidak pernah mati untuk Anda; dan jika Allah dapat memberikan keilahian kepada Kristus yang dianggap manusia, maka Dia mungkin dapat melakukan hal yang sama untuk Anda.
Bahasa yang digunakan Kristus untuk menggambarkan pengalaman Efesus – “kamu … bertekun”; kamu bertahan, atau memiliki “kesabaran”; kamu “berjerih payah” tanpa menjadi “jemu” – semuanya menggambarkan para prajurit yang mengenakan pakaian perang yang bersemangat untuk menegakkan nama Juruselamat. Dalam Alkitab (dan tradisi Yahudi), nama seseorang biasanya identik dengan karakternya. (Lihat Keluaran 33:19; 34:5-7.) Menjunjung tinggi nama Juruselamat berarti menjunjung tinggi karakter-Nya.
Tuhan Yesus, kami memohon ketabahan yang sama seperti yang dimiliki oleh para hamba-Mu ini, agar kami juga dapat berdiri dengan berani bagi nama-Mu, “Imanuel, … Allah menyertai kami.”
Untuk Studi Lebih Lanjut: Yesaya 9:6; Filipi 2:5-11; 1 Yohanes 4:2
Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena namaKu, dan engkau tidak mengenal lelah. Wahyu 2:3.