Amazingfacts.id: Hari ini kita diingatkan kembali kisah satu teladan tentang kepercayaan dan doa yang dilakukan oleh hamba Tuhan. Ya ini berbicara tentang kisah Danie yang bertekun dalam doa dan perintah Allah.
di tengah singa-singa
Karena berdoa kepada Allah, Daniel dilemparkan ke lubang singa.Tetapi Daniel terus berdoa, bahkan di tengah singa-singa itu. Apakah Allah melupakan hambaNya yang setia dan membiarkannya mati tercabik-cabik?
Oh, tidak; Yesus, Panglima agung bala tentara surga, mengirim malaikat-malaikatNya untuk mengatup mulut singa-singa yang lapar itu, agar hamba Allah yang penuh doa itu terasa damai di dalam lubang yang mengerikan itu.
Sang raja menyaksikan pemeliharaan Daniel yang penuh mukjizat itu dan membawa dia keluar dengan kehormatan, sementara mereka yang telah bersekongkol menjatuhkan dia, dihancurkan seluruhnya, beserta istri dan anak-anaknya, dalam cara mengerikan yang telah mereka rencanakan bagi Daniel.
raksasa moral dan intelektual
Melalui keberanian moral dari satu pria ini yang memilih, bahkan dalam menghadapi kematian, untuk mengambil jalan yang benar bukan jalur politik, Setan dikalahkan dan Allah dihormati.
Daniel adalah raksasa moral dan intelektual; namun ia tidak mencapai kebesaran ini seketika itu juga tanpa usaha. Ia terus-menerus mencari pengetahuan yang lebih luas, pencapaian yang lebih tinggi. Orang-orang muda lain memiliki keuntungan yang sama, tetapi mereka tidak seperti dia.
Dia menggunakan segala tenaga untuk mencari hikmat, pengetahuan tentang Allah sebagaimana dinyatakan dalam FirmanNya dan dalam pekerjaanNya. Daniel hanyalah seorang muda ketika dibawa ke istana kafir melayani raja Babel.
kesetiaan yang hidup
Karena masih sangat muda saat terpapar kepada segala macam godaan di istana Timur itu, ketahanannya yang agung terhadap kesalahan dan kesetiaannya terhadap kebenaran sepanjang kariernya lebih dapat dikagumi. Teladannya harus menjadi sumber kekuatan kepada yang dicobai dan digoda, bahkan pada zaman ini.
Dari sejarah Daniel kita bisa belajar bahwa satu ketaatan yang ketat kepada tuntutan Allah akan terbukti merupakan satu berkat, bukan hanya pada kehidupan kekal kelak, tetapi juga dalam kehidupan yang sekarang ini. Melalui prinsip-prinsip keagamaan, kita dapat menang terhadap godaan Setan dan perlengkapan para pelaku kejahatan, meskipun itu meminta pengorbanan besar dari kita.
Kita hidup di masa paling genting dalam sejarah dunia ini, ketika konflik terakhir antara kebenaran dan kesalahan sedang bergelora; dan kita memerlukan keberanian dan keteguhan mempertahankan yang benar dan kepercayaan yang penuh doa kepada Allah tidak kurang dari yang dilakukan Daniel.
Berbicaralah raja kepada Daniel: ”Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!” Daniel 6:17.
-Suara Hati Nurani Hlm. 277-