Bertahun-tahun yang lalu, seorang Kaisar Rusia sedang berjalan melalui salah satu taman cantik di Rusia. Dan saat berjalan melalui taman, ia melihat seorang penjaga keamanan berdiri sedang menjaga sesuatu. Dia memperhatikan dan bertanya-tanya apa yang dijaga oleh penjaga itu. Jadi dia bertanya kepada penjaga, “Pak, apa yang kamu jaga?” Pria itu menjawab, “Saya tidak tahu. Atasan saya mengatakan kepada saya untuk datang ke sini dan berjaga-jaga.” Kembali Kaisar bertanya, ” Tapi apa yang kamu jaga?“ Penjaga itu kembali menjawab, “Saya tidak yakin. Saya hanya mengikuti perintah dan saya melakukannya tanpa mempertanyakan kenapa.“
Kaisar adalah orang yang sangat ingin tahu. Jadi, karena ia melihat bahwa pria berdiri penjaga dan tidak tahu apa yang dia jaga, ia mulai bertanya kepada para staff di pengadilan kota. Tapi tidak seorang pun tahu persis mengapa penjaga itu berjaga lokasi tertentu di taman tersebut. Yang mereka tahu adalah perintah itu telah diturunkan dari atasan mereka. Ketika petugas mulai melihat catatan-catatan buku tugas masa lalu, mereka melihat bahwa setiap hari dicatat, ada perintah bagi seseorang untuk berjaga-jaga atas lokasi tertentu di taman tersebut. Lembar demi lembar, buku demi buku, dibuka satu persatu dan akhirnya mereka menemukan informasi menakjubkan dalam buku-buku arsip ersebut. Sekitar seratus tahun sebelumnya, Katherine Agung telah diberi mawar sebagai hadiah ulang tahun. Dan karena mawar ini masih sangat muda dan kecil, pengadilan tidak ingin ada yang menginjak-injak mawar ini. Oleh sebab itu, seratus tahun sebelumnya, diperintahkan supaya ada penjaga untuk mawar yang ditanam di taman itu. Tentu saja, mawar tersebut saat kaisar datang ke taman itu sudah lama tidak ada. Tapi karena itu di catat oleh pengadilan bahwa seseorang harus menjaga tempat tersebut, maka tempat itu dijaga ketat setiap hari tanpa ada siapa pun yang ingin melihat apakah penjaga masih dibutuhkan. Tidak ada yang menyelidiki masalah ini karena itu adalah tradisi untuk menjaga tempat itu.
Mungkinkah kita sebagai orang Kristen telah melakukan hal yang sama? Mungkinkah kita hanya mengikuti apa yang selama berabad-abad kita selalu diajarkan tanpa memeriksa hal itu untuk diri kita sendiri? Dalam 3 artikel nubuatan sebelumnya yang berjudul “Sabat: Topik Yang Sangat Dibenci Setan 1, 2, dan 3” kita menemukan suatu kebenaran yang menakjubkan dari Firman Allah. Kita menemukan bahwa hari ketujuh dalam satu pekan, hari Sabat (Sabtu) adalah hari Tuhan yang kudus. Tetapi beberapa orang merasa bingung ketika belajar tentang hari Sabat. Ketika mereka melihat seluruh dunia Kristen, mereka melihat bahwa hampir tidak ada gereja yang menyucikan hari Sabat. Hal ini menyebabkan mereka untuk bertanya-tanya apakah hari Sabat adalah sungguh-sungguh hari yang harus dijaga kesuciannya? Bagaimana kita tahu apakah hari Sabat adalah hari yang benar untuk dijaga kesuciannya?
“Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Yohanes 8:32. Perhatikan hal ini: Kebenaran bisa memerdekakan kita hanya jika kita mengikutinya. Tentu saja hal ini akan menuntun kita kepada pertanyaan, Apa itu KEBENARAN? Mari kita cari tahu dari Firman Allah.
Definisi dari kebenaran: Yesus adalah Kebenaran. Mari kita baca mengenai hal ini dalam Yohanes 14:6, “Kata Yesus kepadanya, Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Definisi kedua, kebenaran itu adalah Firman Allah, Alkitab. Mari kita membaca bahwa dari Yohanes 17:17 ketika Kristus di sini sedang berdoa kepada Bapa. Dia mengatakan, “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” Jadi firman Tuhan-Alkitab adalah kebenaran. Jika Anda mengikuti firman Allah, Anda mengikuti kebenaran. Tidak peduli apakah tradisi dan ajaran manusia mendikte, tidak peduli apa yang orang pikirkan atau katakan tentang Anda, dan bahkan tidak peduli apa pemimpin agama berpikir. Jika kita mengikuti Alkitab kita bisa merasa pasti kita mengikuti kebenaran.
Defisini berikutnya: Hukum Tuhan adalah Kebenaran. Kita bisa membacanya dari Mazmur 119:142, “Keadilan-Mu adil untuk selama-lamanya, dan Taurat-Mu benar.” Lalu Yohanes 8:32, “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Jadi jika kita rindu dimerdekakan oleh kebenaran dari dosa kita, maka mari kita ikut Yesus, menuruti Firman-Nya, serta mentaati hukum-hukumNya.
Jadi untuk membuktikan kebenaran mengenai hari yang dikuduskan, mari kita cari dari sumber yang pasti benar, yaitu KEBENARAN itu sendiri yang adalah Yesus (Yohanes 14:6), FirmanNya (17:17), HukumNya (Mazmur 119:142).
Kebenaran bagi kita belum tentu benar bagi orang lain. Kebenaran menurut orang lain belum tentu benar menurut kita. Tetapi kebenaran yang berdasarkan Firman Tuhan adalah pasti benar bagi saya dan benar bagi Anda.
Jadi mari kita gali kebenaran sejati dari Yesus, Firman, dan Hukum Tuhan yang adalah kebenaran. Jika kita bisa menemukan mengenai Sabat di dalam Yesus, di dalam Firman dan Hukum-Nya, maka kita merasa pasti bahwa Sabat itu adalah BENAR.
Kita akan mulai dengan definisi pertama dari kebenaran Yesus. Apakah Yesus memelihara hari Sabat hari ketujuh yang kudus? Perhatikan Lukas 4:16 lagi. Ini adalah review untuk kita sehubungan 3 artikel nubuatan sebelumnya. “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.” Lukas mengatakan bahwa itu adalah kebiasaan Kristus untuk menguduskan hari Sabat. Dan Dia juga memerintahkan para pengikut-Nya untuk menguduskan hari Sabat. Kebiasaan berarti bukanlah sesekali, tetapi merupakan hal yang rutin dilakukan. Dan Yesus rutin setiap Sabat beribadah menguduskan hari Sabat. Jadi dalam kebenaran Yesus kita temukan Sabat yang juga disucikan. Dan sebagai pengikut Kristus bukankah juga harus meneladani apa yang Dia sudah tunjukkan. Bahkan Yesus sendiri juga menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat. “Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” Markus 2:28.
Mari kita beralih ke definisi kedua kita kebenaran – Firman Allah, Alkitab. Dapatkah kita menemukan Sabat sebagai hari kudus Allah dalam Firman Allah, Alkitab? Ya, kita menemukan Sabat di seluruh Alkitab. Salah satu contoh adalah Kejadian 2:1-3, “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.”
Jadi kita menemukan Sabat di awal mula segala sesuatu. Itu bukanlah merupakan lembaga khusus untuk orang Yahudi yang diberikan kepada Musa. Itu monumen penciptaan Tuhan untuk mengingatkan kita bahwa kita tidak datang dari seekor monyet. Dan menakjubkan bahwa kita akan memelihara Sabat dalam bumi yang baru. “Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN.” Yesaya 66:22, 23.
Di surga setiap pekan, setiap hari Sabat, kita akan menyembah Tuhan. Jadi kita bisa menemukan Sabat sepanjang Perjanjian Lama.
Perjanjian Lama memiliki 84 ayat yang berbicara secara khusus tentang hari Sabat. Bagaimana dengan Perjanjian Baru? Dapatkah Anda menemukan dalam Perjanjian Baru? Beberapa orang mengatakan hari Sabat adalah sebuah lembaga dari Perjanjian Lama. Faktanya adalah, kita dapat menemukan 57 ayat dalam Perjanjian Baru yang secara khusus berbicara tentang hari Sabat. Berikut contoh dari hanya satu buku. Kisah 1:12, 13:14; 13:27, 13:42-44, 15:21, 16:13; 17:2, dan 18:4. NAMUN BEBERAPA ORANG MENGATAKAN BAHWA SABAT ADALAH TIDAK DI PERJANJIAN BARU. Namun pertanyaannya adalah: “APAKAH ANDA SUDAH MEMBACA PERJANJIAN BARU?”
Ada 141 ayat dalam Alkitab yang secara khusus berbicara tentang hari Sabat.
Selanjutnya mari kita mencari bukti dari kebenaran yang ketiga. Hukum Tuhan yang keempat sangat jelas menyatakan: “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” (Keluaran 20:8). Anda bisa baca selanjutnya perintah itu sampai ayat yang ke 11: “Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”
Jadi kita menemukan Sabat di seluruh definisi Kebenaran di atas, yaitu dalam kebenaran Yesus, Firman, Hukum. Seharusnya disini kita sudah bisa merasa pasti bahwa Hari Sabat adalah kebenaran yang harus di ikuti. Tapi mungkin saat ini ada beberapa orang yang berpikir: Apa pentingnya mengenai hari yang kita khususkan untuk menyembah Allah? Bukankah yang penting adalah bahwa kita mengasihi Yesus?
Namun Kristus berkata dalam Yohanes 14:15, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Berapa banyak perintah? Sepuluh. Ingat pelajaran-pelajaran nubuatan sebelumnya tentang yang dikatakan dalam Yakobus 2:10? “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.” Mari kita perhatikan ini: SETAN TIDAK PEDULI ANDA MENURUTI SEMBILAN PERINTAH TUHAN SELAMA ANDA MELANGGGAR SETIDAKNYA SATU.
Lebih lanjut Firman Tuhan mengatakan, “Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran” (1 Yohanes 2:4). Jika kita mengaku Kristen namun menolak untuk mematuhi perintah-perintah Allah, Alkitab mengatakan bahwa kita adalah pembohong. Bukankah ini hal yang sangat serius?
Mari kita baca Matius 15:8, 9. Di sini Kristus berbicara tentang orang-orang yang mengaku menyembah Dia sementara mereka tidak mematuhi perintah-perintahNya. “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.”
Mereka mengaku menyembah Tuhan tetapi itu semua PERCUMA. Mengapa? Karena mereka memilih mengikuti perintah manusia gantinya mengikuti perintah Tuhan. Jadi, jika saya tidak memelihara dan menuruti perintah Tuhan, saya bisa saja tetap pergi ke gereja setiap pekannya dan melakukan segala bentuk peribadatan tapi saya tetap akan terhilang.
Pikirkan tentang hal ini: Di zaman Kristus, ada orang-orang beragama yang membenci-Nya. Orang-orang Farisi selalu berusaha untuk menemukan beberapa cara untuk menyingkirkan-Nya karena Dia berbicara kebenaran. Kebenaran tidak pernah populer, tidak memiliki mayoritas atau jumlah besar yang mengikutinya. Tetapi kebenaran akan membuat Anda merdeka jika Anda mengikutinya.
Tapi tunggu, jika undang-undang negara bisa diubah, apakah mungkin Tuhan juga sudah mengubah hari kudus-Nya? Atau bisa saja dia memberikan kuasa kepada seseorang untuk merubahnya? Mari kita sekarang mempertimbangkan pertanyaan ini: Apakah Allah telah mengubah atau memindahkan hari kudus untuk hari lain? Atau Allah telah memberikan kewenangan gereja untuk mengubah hari kudus-Nya? Apakah Tuhan berubah?
Perhatikan Maleakhi 3:6, “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah.”
Ayat lainnya dalam Mazmur 89:35, “Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.”
Jadi, kalau hukum itu berubah berarti Tuhan juga berubah, karena hukum menyatakan sifat atau karakter Tuhan. Tetapi kita punya Tuhan yang tidak pernah berubah. Ingat lagu anak-anak bahwa “Tuhan Yesus tidak berubah…selama-lamanya….”
Apakah Tuhan memberikan kepada gereja otoritas untuk merubah Hari Kudus-Nya? Mari kita lihat apa yang Alkitab katakan: “Carilah hukum dan kesaksian: jika mereka berbicara tidak sesuai dengan perkataan ini, itu karena tidak ada terang di dalamnya” (Yesaya 8:20, KJV). Jadi, jika para pengkhotbah, gereja-gereja, tidak berbicara selaras dengan Alkitab ini, karena tidak ada terang di dalamnya. Jelaslah tidak ada gereja yang memiliki wewenang untuk mengubah hari Tuhan yang kudus (Sabat hari ketujuh) ke hari lainnya.
Ayat lain yang berkaitan adalah apa yang dikatakan Petrus dalam Kisah 5:29, “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” Maria mengatakan dalam Yohanes 2:5, “Apa yang dikatakan (oleh Yesus) kepadamu, buatlah itu!”
Alkitab dengan jelas mengajarkan ketaatan kepada Allah dan perintah-Nya. Kristus sendiri mengatakan: ”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15.
Jadi, apa jawaban dari pertanyaan kita: Apakah Tuhan merubah Hari Kudus-Nya? Apakah Tuhan memberikan gereja otoritas untuk merubah Hari Kudus-Nya? Jawabannya tentu saja TIDAK!
Tidak ada seorang pun yang memiliki otoritas untuk merubah Hari Sabat. Itulah yang Firman Tuhan katakan.
[kita akan lanjutkan dalam artikel nubuatan SAYEMBARA PENCARIAN AYAT TENTANG PENGUDUSAN HARI MINGGU BERHADIAH $10.000 (2) ]