Oleh Joe Crews
Pendahuluan
Bagaimana rasanya jika Anda duduk di sebuah panggung raksasa selebar 600 meter dan secara langsung menonton ulang sejarah kehidupan manusia di hadapan Anda? Di sana Anda dapat melihat takdir final setiap pria, wanita dan anak-anak yang pernah hidup di dunia. Tuhan sesungguhnya memberi kita pertunjukan panoramik tersebut pada salah satu nubuatan paling dramatis dalam Alkitab.
Beberapa orang telah menjangkarkan mimpinya bahwa masyarakat pada akhirnya akan memperbaiki dirinya sendiri, dan akan berkembang pada sebuah masa keemasan millennium penuh perdamaian. Dalam utopia besar ini setiap orang seharusnya bertobat dan akan bekerja sama dalam membangun sebuah dunia baru penuh persaudaraan dan perdamaian. Saya berharap itu dapat menjadi sebuah gambaran sebenarnya akan masa depan, tetapi itu sungguh bertentangan dengan apa yang Alkitab gambarkan. Yesus berkata, “Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia.” Lukas 17:26. Paulus berkata, “sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.” 2 Timotius 3:13. Tidak demikian, mimpi akan millennium sementara ini hanyalah sebuah khayalan besar. Dan kita tidak tertarik dalam mimpi atau angan-angan belaka. Kita ingin tahu kenyataan tentang masa depan dan apa yang akan terjadi pada setiap orang yang telah menjadi bagian adegan bumi ini. Jadi kita berpaling pada topik Alkitab tentang millennium.
Banyak orang tahu bahwa kata “millennium” bahkan tidak ditemukan di Alkitab sama sekali. Itu diambil dari dua kata Latin: “milli,” yang artinya seribu, dan “annum,” yang artinya tahun. Tetapi meski kata itu tidak pernah disebutkan dalam Firman, tetap ada referensi untuk sebuah periode waktu seribu tahun lamanya. Selalu itu mengacu pada ajaran kebangkitan orang mati.
Dua Kebangkitan
Yesus mengajarkan bahwa akan ada dua macam kebangkitan secara umum: “Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.” Yohanes 5:28,29.
Sebelum memberikan lebih lanjut bukti spesifik pada poin ini, kita harus catat bahwa Kristus merujuk kebangkitan untuk hidup yang kekal dan kebangkitan untuk dihukum. Ini seakan menandakan bahwa orang yang diselamatkan dan orang yang tersesat tidak bangkit di waktu yang sama. Dua kebangkitan terpisah digambarkan. Kitab Wahyu mengkonfirmasi fakta ini. Yohanes menuliskan, “Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.” Wahyu 20:6.
Pemakaian frase “kebangkitan pertama” adalah bukti pasti bahwa ada lebih dari satu. Kalau saya katakan, “Ini adalah rumah pertama yang saya bangun,” Anda tahu bahwa setidaknya saya telah membangun satu yang lain.
Dua poin didirikan dalam teks ini. Yang pertama, hanya orang baik yang akan ambil bagian dalam kebangkitan yang pertama. Dikatakan dengan jelas, “Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu.” Yang kedua kita pelajari bahwa kebangkitan orang-orang kudus tersebut adalah awal mula dari millennium, karena setelah mereka dibangkitkan mereka “memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.” Menurut ayat ini tidak ada dari antara orang jahat akan ambil bagian dalam kebangkitan yang pertama. Ini juga diteguhkan oleh ayat 4 dan 5 yang menggambarkan kebangkitan mereka “yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun… Inilah kebangkitan pertama.” Ini tidak meninggalkan keraguan mengenai kelompok yang akan termasuk dalam kebangkitan yang pertama. Ini hanyalah bagi mereka yang tetap setia pada Kristus. Tetapi di tengah ayat tersebut kita temukan sebuah kalimat tersisip keterangan yang sangat penting, “Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu.” Ayat 5.
Sudah barang tentu “sisa orang mati yang lain” hanya merujuk pada orang-orang jahat. Mereka akan keluar dari kubur di akhir millennium-saat “berakhir masa yang seribu tahun itu.”
Sekarang kita punya gambaran yang jelas di hadapan kita akan dua kebangkitan yang dipisahkan oleh periode seribu tahun. Orang-orang benar dibangkitkan di awal millennium, dan orang-orang jahat dibangkitkan di akhir.
Kedatangan Kristus Mengawali Millennium
Dapatkah kita sekarang lihat dari Firman kapan kebangkitan pertama terjadi, yang mengawali millennium? Ya, Paulus mengemukakan bahwa itu terjadi pada kedatangan Kristus. “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.” 1 Tesalonika 4:16.
Disini para orang kudus dibangkitkan “pertama” – dikebangkitan pertama. Dan itu terjadi di tengah kemuliaan dan kemegahan kedatangan Kristus yang kedua. Ini menandai awal millennium.
Saat Yesus datang hanya akan ada empat kelompok orang yang akan berurusan dengan Dia; orang benar yang telah meninggal, orang benar yang masih hidup, orang jahat yang telah meninggal, dan orang jahat yang masih hidup. Semua yang pernah lahir akan masuk ke salah satu dari kelompok tersebut. Alkitab memberikan gambaran mengagumkan apa yang terjadi pada kelompok-kelompok orang ini saat Kristus kembali dalam kemuliaan-Nya. Pertama-tama orang benar yang telah meninggal digambarkan sebagai yang pertama bangkit untuk bertemu Tuhan. Lalu Paulus melanjutkan dengan perkataan ini: “sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” 1 Tesalonika 4:17.
Gambaran yang menceritakan adegan sukacita besar dan pengangkatan. Orang-orang kudus dibangkitkan dari kubur debu mereka dan diubahkan kepada kemuliaan kekal. Pada saat yang sama, orang benar yang hidup diangkat dan diberikan tubuh yang kekal sebagaimana halnya orang yang dibangkitkan. Paulus menuliskan: “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa… dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.” 1 Korintus 15:51-53.
Memiliki tubuh yang baru tersebut yang tidak akan pernah mengalami penderitaan atau kematian, semua orang yang diselamatkan akan diangkat untuk bertemu Yesus di angkasa. Kaki-Nya tidak akan menyentuh tanah saat itu. Ia telah datang untuk menepati janji yang Ia berikan pada umat-Nya sebelum meninggalkan bumi: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal… Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.” Yohanes 14:2,3.
Bersama Kristus Seribu Tahun
Kemana Kristus akan membawa orang-orang yang ditebus itu, yang akan menemui Dia di awan-awan? Di istana Bapa-Nya dimana Ia telah menyediakan tempat tinggal bagi kita. Dapatkah ada keraguan kemana Ia akan pergi setelah Ia naik meninggalkan bumi ini? Petrus telah ingin tahu dan sebetulnya mempertanyakan Tuan-nya tentang istana dan tempat itu. Yesus menjawab pertanyaan Petrus dalam Yohanes 14:1-3. Pergilah ke tiga ayat sebelumnya di pasal sebelumnya: “Simon Petrus berkata kepada Yesus: ‘Tuhan, ke manakah Engkau pergi?’ Jawab Yesus: ‘Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.’” Yohanes 13:36.
Disinilah bukti menarik bahwa Petrus akan suatu saat nanti pergi ke tempat di mana Yesus akan pergi. Dan dimanakah itu? Yesus berkata, “Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.” Bukankah Ia pergi ke rumah Bapa-Nya di surga, dimanakah istana tersebut? Kristus berkata pada Petrus bahwa saat itu ia tidak dapat mengikutinya, tetapi suatu saat nanti ia akan mengikuti-Nya kemana Ia akan pergi.
Ada mereka yang berkata bahwa tidak seorangpun dari bumi ini yang akan pergi ke surga, tetapi ini akan bertentangan dengan perkataan Yesus. Itu akan bertentangan dengan penggambaran Yohanes dalam Wahyu 19:1: “Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: “Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita.”
Penglihatan Yohanes akan masa depan menempatkan para orang kudus di surga. Di sanalah Yesus berjanji akan membawa mereka – ke rumah Bapa-Nya dan tempat yang telah Ia persiapkan. Ini tidak akan menjadi rumah permanen mereka yang diselamatkan, tetapi sudah barang tentu ini adalah tempat dimana Kristus membawa mereka untuk meluangkan seribu tahun bersama-Nya. Sekarang mari kita cari tahu apa yang terjadi pada semua orang jahat saat Kristus datang kembali. Kita telah melihat kesimpulan bahwa orang yang jahat tidak hidup lagi “sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu.” Mereka sederhananya tetap dalam kubur mereka selama millennium. Tidak ada perubahan terjadi bagi mereka sampai seribu tahun berlalu.
Tetapi bagaimana dengan orang jahat yang akan tetap hidup sampai Kristus datang kembali? Bagaimana mereka terpengaruh? Paulus menjawab: “dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya, apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudus-Nya.” 2 Tesalonika 1:7-10.
Perhatikan apa yang terjadi pada para pendosa pada saat yang sama dimana orang-orang kudus dimuliakan. Dosa tidak dapat ada di hadirat-Nya dan orang-orang jahat dihancurkan oleh kemuliaan-Nya. “pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.” 2 Tesalonika 2:8.
Yohanes menggambarkan percobaan penuh keputusasaan dari orang-orang jahat untuk lari dari hadirat Kristus saat Ia datang kembali Mereka akan bersembunyi di celah dan gua di gunung-gunung dan berkata kepada batu-batu karang itu “runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.” Wahyu 6:16,17.
Para pendosa akan dibinasakan oleh terang kemuliaan Tuhan seperti listrik ribuan volt menyengat mereka. Yesus berbicara akan saat itu dalam perkataan ini: “Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun.” Matius 24:27,28. Kristus menandakan bahwa tubuh orang-orang jahat akan berserakan sebagai sebuah hasil terik kemuliaan kedatangan-Nya.
Yohanes menggambarkan orang jahat yang selamat pertempuran Harmageddon. “Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.” Perkataannya sejajar dengan perkataan Yesus. Bangkai tubuh orang jahat akan menjadi makanan burung pemakan bangkai, segera setelah kedatangan Kristus di angkasa.
Sekarang kita siap menjawab sebuah pertanyaan yang telah membingungkan banyak orang. Dapatkah ada orang yang bertobat dan selamat setelah kedatangan Yesus? Tentu tidak. Alkitab sangat jelas akan poin ini. Yohanes mencatatkan perkataan langsung dekrit perkasa tersebut yang Kristus deklarasikan sebelum kedatangan-Nya kembali ke bumi ini. ‘Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!’ ‘Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.’” Wahyu 22:11,12.
Ini menandakan bahwa setiap kasus telah ditetapkan untuk kekekalan. Pintu kasihan telah tertutup. Kristus menanggalkan jubah keimamatan-Nya dan meninggalkan bait kudus surgawi dimana Ia telah memperantarai sebagai Imam Besar kita. Sekarang Ia kembali sebagai Raja segala raja untuk melaksanakan penghakiman. Tidak mungkin ada lagi kesempatan untuk bertobat. Semua akan tetap sebagaimana mereka ditemukan dalam buku catatan surga. Bahkan siapa yang dapat bertobat dan diselamatkan selama millennium? Orang-orang benar telah diabadikan di surga, dan orang-orang jahat semuanya mati. Adalah sama logisnya untuk berpikir seseorang bangkit dari peti mati mereka dan bertobat sebagaimana untuk berpikir seseorang berbalik pada Tuhan setelah Yesus datang.
Yeremia melihat bumi ini dalam penglihatan mengikuti kedatangan Kristus. Ia menggambarkannya seperti ini: “Maka pada hari itu akan bergelimpangan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN dari ujung bumi sampai ke ujung bumi. Mereka tidak akan diratapi, tidak akan dikumpulkan dan tidak akan dikuburkan; mereka akan menjadi pupuk di ladang.” Yeremia 25:33. Sudah barang tentu mereka tidak akan dikumpulkan. Tidak ada orang di sini untuk melakukannya. Tidak ada yang dapat meratap bagi mereka, karena bumi sepenuhnya dikosongkan dari semua penghuninya. Tubuh-tubuh orang jahat yang telah mati akan berserakkan di seluruh permukaan bumi, di tempat yang sama dimana mereka binasa oleh kemuliaan hadirat Tuhan.
Bumi dalam Reruntuhannya
Bumi itu sendiri akan dalam keadaan porak poranda selama seribu tahun, sebagai akibat dari gempa bumi dahsyat yang mengikuti kedatangan Kristus. “Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu… Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.” Wahyu 16:18-20.
Akibat fisik dari gempa bumi besar ini disinggung oleh baik Yesaya maupun Yeremia. “Sesungguhnya, TUHAN akan menanduskan bumi dan akan menghancurkannya,… Bumi akan ditanduskan setandus-tandusnya, dan akan dijarah sehabis-habisnya, sebab Tuhanlah yang mengucapkan firman ini… Bumi remuk redam, bumi hancur luluh bumi goncang-gancing.” Yesaya 24:1,3,19.
Guncangan dan guncangan susulan dari gempa bumi tersebut akan menyebarkan kebinasaan pada seluruh sudut bumi. Pulau yang berpenghuni akan tenggelam di laut, deretan pegunungan besar akan terdisintegrasi dan lenyap. Yeremia menuliskan: “Aku melihat kepada bumi, ternyata campur baur dan kosong, dan melihat kepada langit, tidak ada terangnya. Aku melihat kepada gunung-gunung, ternyata goncang; dan seluruh bukitpun goyah. Aku melihat, ternyata tidak ada manusia, dan semua burung di udara sudah lari terbang. Aku melihat, ternyata tanah subur sudah menjadi padang gurun, dan segala kotanya sudah runtuh di hadapan TUHAN, di hadapan murka-Nya yang menyala-nyala!” Yeremia 4:23-26.
Pada kedatangan Yesus, setiap pekerjaan manusia akan direndahkan menjadi debu. Gedung-gedung pencakar langit diratakan dengan tanah, langit menjadi gelap, bahkan burung-burung menghilang. Orang benar diangkat dari bumi dan orang-orang jahat dibinasakan. Tidak heran Alkitab berkata bahwa adalah sebuah hal yang menakutkan untuk jatuh ke tangan Tuhan yang hidup. Dalam keadaan tidak siap pada hari tersebut adalah tragedi terbesar untuk dapat dibayangkan.
Setan Dirantai
Sekarang pertanyaannya muncul, “dimanakah Setan selama manifestasi besar ini?” Kembali ke Wahyu 20:1-3 kita baca mengenai setan selama millennium: “Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya.” Sungguh sebuah adegan yang menakjubkan! Iblis diikat untuk seribu tahun itu dan dilemparkan ke jurang maut.
Untungnya kita tidak perlu berspekulasi tentang lokasi jurang maut itu. Alkitab membuatnya sangat jelas. Kata asli untuk “jurang maut” adalah “abussos,” darimana kita dapat kata Inggris kita “abyss,” yang artinya “sebuah tempat yang dalam.” Kata yang sama dipakai lagi dalam versi Yunani dari Kejadian 1:2: “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya.” Kata “samudera raya” di sini adalah kata Yunani “abussos” yang diterjemahkan sebagai “jurang maut” dalam Wahyu 20:1. Dengan kata lain bumi disebut “abussos” setelah Tuhan membentuknya, sebelum Ia merancang tatanan dan mendesainnya. Tergeletak dalam kegelapan tak beraturan itu dirujuk sebagai jurang maut.
Selama millennium planet ini akan dibalikkan pada sebuah keadaan yang serupa dengan keadaan sunyi dan kacau. Yeremia menggambarkannya dalam keadaan yang persis sama “belum berbentuk dan kosong.” Sekali lagi ini ditujukan oleh nabi Yohanes sebagai “abussos,” atau “jurang maut.” Setan akan dipenjarakan di sini dunia yang kacau dan hancur selama seribu tahun sementara orang-orang kudus berada di surga.
Seseorang mungkin bertanya, “bagaimana dengan rantainya?” Ingatlah bahwa Setan adalah malaikat yang terjatuh dan makhluk spiritual tidak dapat diikat dengan rantai literal. Alkitab berbicara mengenai malaikat jahat yang akan diikat dengan rantai kegelapan. Tujuan pengikatan itu adalah “supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu.” Satu-satunya cara yang mungkin untuk melaksanakan ini adalah dengan memisahkan Setan dari orang-orang. Bahkan menempatkan dia di kedalaman, sebuah jurang betulan tidak mencegah dia dari menipu orang-orang, karena ia punya ribuan anak-anak nakalnya untuk melakukan pekerjaannya.
Kenyataan bahwa Setan dirantai oleh keadaan itu melarang dia mengakses manusia selama seribu tahun. Belakangan ini ada yang mengatakan pada saya bahwa setan telah dirantai dan itu telah terjadi semenjak 1914. Itu menghantam saya seperti pernyataan yang paling menarik dari semua pernyataan. Sudah pasti apabila ia telah dirantai saat ini, seseorang melakukan pekerjaannya bagi dia. Dan kalau dunia sudah dalam situasi seperti ini tanpa rancangan jahatnya, kita sebaiknya berdoa agar ia tidak dilepaskan, atau kalau tidak kita sunggguh dalam masalah besar. Kalau dia dirantai sekarang, itu mungkin hanya rantai karet yang terbentang dari New York sampai Moscow dan semua yang ada disekeliling bumi.
Tapi tidak, ia tidak terikat hari ini, tetapi ia akan sewaktu dunia ini dalam tatanan yang kacau. Tidak dapat menipu satu jiwapun, ia akan menghuni planet yang sunyi ini selama seribu tahun merenungkan kekacauan yang telah diperkenalkan programnya. Orang-orang benar ada di surga, orang-orang jahat semuanya telah meninggal, dan ia tidak memiliki seorangpun untuk dikerjai sampai akhir millennium.
Saya mencoba berpikir mengenai iblis selama jangka waktu ini. Apa yang akan ia lakukan? Bumi dilingkupi dengan kegelapan, mayat-mayat ada dimana-mana, dan semuanya mutlak kacau-balau. Selama enam ribu tahun, Setan telah cukup sibuk. Dia mengikuti orang-orang kemana-mana merancang kebinasaan bagi mereka. Pekerjaan utamanya selama berabad-abad adalah untuk menuduh, membawa ke arah yang salah dan menghancurkan. Tiba-tiba ia tidak punya sesuatu untuk dilakukan. Semuanya telah diambil, dan ia ditinggalkan dengan pikirannya sendiri. Apa yang si iblis akan lakukan? Itu akan menjadi hukuman paling menyedihkan yang si Setan harus derita. Di paksa untuk hidup bersama dirinya sendiri selama seribu tahun! Tak ada seorangpun untuk ditipu; hanya merenung, merenung dan merenung.
Saya yakin ia akan berpikir tentang masa lalu dan mengingat semua pekerjaan kegelapan mengerikan yang telah ia lakukan. Ia akan berpikir mengenai masa depan dan nubuatan Tuhan mengenai takdirnya sendiri. Dengarlah iblis adalah seorang pelajar Alkitab yang baik. Jangan membodohi diri Anda sendiri. Berilah dia pujian selayaknya. Ia tahu lebih baik Alkitab daripada Anda. Ya orang kudus Tuhan menulis seiring mereka digerakkan Roh Kudus , tetapi iblis menengok dari balik badan mereka dan mengingat setiap hal tersebut. Iblis tahu lebih baik dari kita bahwa setiap kata dalam Alkitab adalah benar. Ia tahu bahwa semua tentang surga adalah benar, karena ia pernah tinggal di sana. Ia tahu bahwa itu seindah dan menakjubkan sebagaimana Alkitab menggambarkannya, tetapi ia tidak mau orang lain untuk mempercayainya. Jadi ia bekerja keras untuk menjaga orang-orang agar tidak mempelajari Kitab ini dan agar orang tidak berlutut untuk berdoa.
Kalau orang-orang dapat serta merta memahami apa yang Alkitab ajarkan tentang rencana besar keselamatan, Setan tahu bahwa kuasanya akan dihancurkan saat itu juga. Jadi saya bayangkan dia memikirkan hal ini dan memandang masa depan, mengetahui bahwa kebinasaannya telah diputuskan. Alkitab sendiri mendeklarasikan bahwa ia akan dibakar dan dibakar menjadi abu.
Saya juga berpikir bahwa ia akan merenungkan banyak orang yang ia godai semasa bumi masih berdiri. Mungkin pikirannya akan ada pada peminum yang bergumul untuk boleh dibebaskan. Waktu demi waktu ia kecanduan, memutuskan tidak akan minum lagi. Tetapi setan merintangi dia dengan mengusik dia terus-menerus dan pencobaan, dan sekali lagi ia pergi minum lagi. Akhirnya si peminum yang putus asa tersebut memegang Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya dan ia dibebaskan dari kuasa Setan. Sekarang Setan tahu bahwa orang itu selamanya diluar pengaruhnya dan ia tidak akan pernah dapat menyerang dia lagi.
Ya saya bayangkan Iblis berkeliling planet kosong ini dan terantuk mayat yang berserakan dari mereka yang mati oleh terang kemuliaan Tuhan. Dan mungkin salah satu mayat itu akan menarik perhatian Setan karena ia mengenali dan ingat orang tersebut. Ia jujur dan membayar hutangnya. Orang-orang tertarik padanya. Ia seorang tetangga dan penduduk yang baik. Ada masa dimana orang itu tertarik untuk membuat sebuah keputusan untuk mengikuti Tuhan sepenuhnya. Istrinya memohon pada dia untuk melakukannya, dan gadis kecilnya berdoa baginya setiap malam. Hanya satu hal yang menghalanginya, tetapi entah mengapa ia tidak dapat menyerahkan kehendaknya sepenuhnya pada kehendak Kristus. Ada selalu dibenaknya untuk melakukan demikian suatu saat nanti, tetapi Iblis selalu menyediakan alasan bagi dia untuk terus menunda. Lalu tiba-tiba dengan tak terduga, awan tergulung seperti korden dan Kristus datang kembali. Orang itu tidak siap. Ia meninggal bersama yang lain yang hidup bagi diri mereka sendiri.
Sekarang Setan melihat pada fitur tersiksa orang yang mati tersebut dan sebuah senyuman meringis terbentang diwajahnya. Strateginya berhasil dan akhirnya orang ini setidaknya tidak akan punya kesempatan untuk diselamatkan. Ia hilang selamanya.
Oh kebodohan total sepenuhnya dari kegagalan untuk memutuskan bagi Kristus sementara momen pintu kasihan masih terbuka! Beberapa bermain-main dengan dosa dan menunda-nunda keyakinan yang dibisikkan Roh Kudus Tuhan. Anda mungkin seorang anggota gereja dan seorang yang mengaku Kristen, tetapi apabila ada dosa kesayangan yang mungkin masih Anda simpan sampai sekarang, Anda sedang bermain-main dengan Tuhan. Akui dan tinggalkan dosa itu tanpa menunda-nunda. Jika mata kita dapat dibukakan sedetik saja pada akibat mengerikan dari dosa, tidak ada seorangpun yang akan berani menunda untuk mengikuti Yesus sepenuhnya.
Penutupan Dramatis Millennium
Sekarang kita sampai pada peristiwa-peristiwa penutupan millennium. Perkembangan dramatis apa yang akan menandai akhir seribu tahun? “Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya.” Wahyu 20:7.
Pelepasan Setan ini akan mudah dimengerti saat kita baca ayat 5 kembali, “Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu.” Semua orang-orang yang tidak selamat sepanjang zaman akan bangkit dari kubur mereka di akhir millennium. Inilah yang melepaskan iblis untuk mulai pekerjaan penipuannya sekali lagi.
Mungkin Anda bertanya-tanya bagaimana ia lebih jauh menipu mereka yang telah melampaui garis batas penebusan. Inilah cara Yohanes menjawab pertanyaan tersebut: “dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut. Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka.” Wahyu 20:8,9.
Beberapa hal penting lainnya dikemukakan dalam ayat-ayat ini. Setelah orang-orang jahat dibangkitkan di akhir millennium, Setan memimpin mereka dalam sebuah serangan terhadap Yerusalem baru. Ia menipu mereka agar berpikir bahwa mereka sesungguhnya dapat merampas tempat kediaman Tuhan dan orang-orang kudus yang kekal. Kota kudus itu turun dari surga di akhir seribu tahun. “Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.” Wahyu 21:2.
Inilah peristiwa yang digambarkan nabi zaman dahulu ketika para orang kudus akan kembali ke bumi dari Surga. Menurut Zakharia kaki Kristus akan menyentuh bumi dan beberapa hal spektakuler akan terjadi. “Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan. Maka tertutuplah lembah gunung-gunung-Ku, sebab lembah gunung itu akan menyentuh sisinya; dan kamu akan melarikan diri seperti kamu pernah melarikan diri oleh karena gempa bumi pada zaman Uzia, raja Yehuda. Lalu TUHAN, Allahku, akan datang, dan semua orang kudus bersama-sama Dia.” Zakharia 14:4,5.
Tolong perhatikan bahwa Yesus akan membuat kontak dengan bumi saat ia kembali dengan para orang kudus. Saat ia datang bagi para orang kudus di awal millennium, kakinya tidak menyentuh tanah. Semuanya diangkat untuk bertemu dengan Dia. Tetapi sekarang seiring kota angkasa surgawi itu mendekati planet ini, bukit Zaitun terbelah karena sentuhan Putra Tuhan. Sebuah dataran yang luas untuk pendaratan dan Yerusalem baru berdiam di bumi.
Kebangkitan Orang-orang Jahat
Pada saat yang sama kota itu turun, orang-orang jahat dibangkitkan, dan ini melepaskan Setan untuk menipu mereka guna menyerang. Sekali lagi ia punya orang-orang untuk dikerjai. Saya telah mencoba membayangkan bagaimana si penipu besar itu akan berbicara pada jiwa-jiwa yang hilang. Mungkin ia bahkan akan mengakui bahwa mereka dibangkitkan oleh kuasanya. Menuduh Tuhan dengan tidak adil melempar dia keluar dari kota, dia sekarang mendesak pasukan orang-orang jahat untuk membantunya memperoleh posisinya yang semula. Tidak diragukan, dia akan membuat tawaran menggiurkan akan kehormatan dan kuasa bagi mereka yang hebat berperang.
Saya rasa Napoleon, Alexander, Sanherib, Hitler dan Stalin akan ada di sana. Saya tidak yakin tentunya, saya hanya menggunakannya sebagai contoh. Mungkin beberapa dari mereka bertobat sebelum meninggal, tetapi akan ada banyak jendral besar dan pemimpin militer dalam barisan Setan seiring pasukannya melawan Tuhan. Banyak orang-orang tersebut meninggal dengan kutuk di bibir mereka; dan sekarang saat mereka dibangkitkan, mereka masih mengutuk, dan mereka masih punya kerangka pikiran untuk bertempur. Tidak akan sulit bagi Setan untuk membariskan mereka seiring mereka mendekati kota Tuhan.
Terkadang orang bertanya kepada saya, “berapa lama mereka akan berperang? Berapa lama untuk mempersiapkan mereka guna peperangan?” Saya tidak tahu, karena Alkitab diam mengenai masalah ini. Saya yakin Iblis tidak akan mencoba untuk menang hanya dengan melempar batu pada kota kudus itu. Ia sudah barang tentu akan merancang senjata pemusnah mengerikan untuk dipakai. Ia memiliki sebuah pikiran pandai dan kuat saat menyangkut mempersiapkan perlengkapan berperang. Tidak diragukan akan ada senjata atom terlibat. Mereka akan menetapkan sebuah hari penghabisan. Dari semua pandangan dunia, terlihat para orang kudus habis nasibnya. Senjata-senjata peledak, penghancur akan mampu meruntuhkan tembok menjadi puing-puing. Tetapi tiba-tiba Tuhan turut campur tangan. Ia menghadapkan kuasa-Nya sendiri yang berapi-api pada kerumunan pasukan orang jahat. Bacalah dalam ayat 9 Wahyu 20: “Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka.” Dan itulah akhir orang-orang jahat. Demikianlah adanya. Di sini dimuka bumi ini api Tuhan turun. Orang-orang jahat terbakar seiring mereka mencoba melancarkan sebuah serangan keputusasaan terhadap Tuhan. Inilah api neraka dari Alkitab.
Tembok Pemisah yang Transparan
Dengarlah salah satu kita paling menyedihkan dari semuanya, saya percaya sebagaimana yang dibukakan dalam Wahyu 21:11. Dalam menggambarkan kota kudus itu dikatakan: “Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.” Tembok kota itu akan seperti kaca. Orang-orang jahat akan mampu menatap tembus dan melihat semua yang ada di dalam kota. Pernahkah Anda berpikir akan beberapa pertemuan menyedihkan yang akan terjadi di tembok Yerusalem baru? Katakanlah mengenai tembok Cina yang terkenal atau tembok ratapan di Yerusalem! Tetapi tembok ini akan mengemukakan beberapa adegan yang paling menyayat hati yang pernah terjadi di muka bumi.
Saya menggambarkan kebangkitan seseorang yang memiliki sebuah keluarga yang mengagumkan dan yang hampir membuat keputusan untuk mengikuti Yesus – ia yang memutuskan untuk melakukannya di kemudian hari. Seiring dia bangkit di kebangkitan kedua, ia mencoba mencari-cari istrinya dan dua gadis kecilnya. Tidak ada yang lain kecuali kubur-kubur terbuka yang dapat ia lihat, dan telinganya dipenuhi isak tangis dan kutukan dari mereka yang tidak selamat. Ia tenggelam dalam aliran deras hingar-bingar persiapan untuk peperangan.
Seiring ia mendekati tembok bercahaya yang transparan tersebut. Ia kagum akan adegan yang luar biasa itu. Di kejauhan dia melihat gemerlap pelangi mulia yang menyelubungi takhta Tuhan. Sungai kehidupan mengalir dari takhta, dan dahan-dahan besar pohon kehidupan membentang di atas sungai, bergelantungan buah-buah kekekalannya. Orang itu terpaku dengan keindahannya. Para malaikat mulia dan bercahaya berjalan-jalan di dalam kota. Ia memandang jalan dari emas murni dan istana megah yang tidak terlukiskan di setiap sisinya. Seiring ia berdiri terpaku, ia berpikir, “Sungguh orang yang bodoh aku melewatkan semua ini.”
Lalu saya gambarkan orang ini seiring matanya coba memandang semua kemasyhuran dataran yang ada. Figur-figur yang ada di dalam mulai terlihat dalam fokus yang semakin jelas. Tiba-tiba hatinya seakan meloncat keluar, seiring dia menangkap sekilas beberapa wujud akrab di balik tembok. Matanya terbelalak mengenali istri dan anak-anaknya seiring mereka bergerak mendekat. Pria itu melambaikan tangan dan memberi isyarat. Ia mencoba untuk memperoleh perhatian mereka tetapi perkataannya memantul kembali bergaung sepenuhnya dari tembok bercahaya tersebut.
Saat itu dan saat itu saja, kengerian sejati akan disadarinya. Sebuah banjir kenangan akan memenuhi pikirannya. Ia mengingat dengan jelas doa gadis-gadis kecilnya agar ayah mereka boleh diselamatkan. Ia mengenang kembali keyakinan lembut yang membawa matanya berkaca-kaca, pergumulan nuraninya keputusannya untuk menunda. Perkataan istrinya sekarang kembali untuk menyiksa dia, “sayang mengapa engkau tidak menyerahkan dirimu pada Yesus? Jangan kuatir mengenai pekerjaanmu. Aku akan bekerja dan kita akan baik-baik saja. Tuhan akan menyediakan; Aku begitu menyayangimu dan Yesus mengasihimu.” Ia telah bertempur dengan kekerasan hatinya tetapi perlahan menyerah akan hal-hal dunia yang dikehendaki pekerjaannya dan teman-teman dunianya. Kalau saja ia dapat memeluk gadis-gadis kecilnya dengan lengannya kembali dan mencium istrinya yang terkasih, memastikan kepada mereka bahwa doa mereka telah terjawab.
Oh betapa penyesalan tak terlukiskan yang ada saat itu! Orang itu membentangkan lengannya dan berseru “tolong doakan aku sekali lagi!” Tetapi itu sudah terlambat, dan di hadapan tembok yaspis itu saya dapat melihat ayah dan suami itu terjatuh ke tanah, berteriak dan memohon untuk kesempatan sekali lagi yang tidak akan pernah ada. Sudah pasti ini adalah hukuman paling berat bagi mereka yang akhirnya menyadari apa artinya untuk tidak selamat.
“Apa Gunanya Seseorang Memperoleh Seluruh Dunia?”
Oh betapa saya berharap dapat melukiskan gambaran ini begitu jelas mengenai penyerahan diri dan pentingnya setiap orang menyelesaikan semua hal tersebut dengan Tuhan sebelum ia pergi tidur di malam hari. Kita harus tahu bahwa kita telah menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan Yesus Kristus. Saya tahu akan ada beberapa yang berkata, “Janganlah terlalu fanatic, jangan lakukan hal apapun yang esktrim. Marilah kita menunggu dan hal-hal itu akan mengurus dirinya sendiri.” Orang-orang tersebut yang mengatakan hal itu saat ini akan suatu saat nanti meratap di luar tembok Yerusalem baru dan berkata: “Oh mengapa tidak ada yang mengatakannya padaku? Kenapa tidak ada seorangpun mencoba membuat saya melakukannya selagi saya memiliki kesempatan?”
Saya tercengang akan bagaimana orang terpengaruh oleh teman-teman mereka – akan perkataan mereka yang pandai. Kedamaian macam apa yang akan diberikan perkataan itu saat teman mereka juga ada diluar tembok memandang ke dalam? Kadang orang-orang menunda karena apa yang mereka miliki, pekerjaan, akun bank, tetapi apa gunanya untuk memiliki tumpukan harta dunia dan tetap akan berada di luar memandang tembus tembok itu? Bagaimana dengan para pemimpin agama dan guru-guru yang telah menenangkan umatnya dengan berkata pada mereka tidak perlu kuatir masalah menuruti perintah? Para pemimpin agama yang sama juga berada di luar.
Setiap dari kita seharusnya sekarang menyelidiki Firman Tuhan agar tahu apa yang harus dilakukan. Alkitab adalah cetak biru keselamatan. Kuasa yang paling kuat dan memotivasi dalam masyarakat segera akan terbukti tidak berarti apapun. Akhirnya orang-orang akan menelantarkan emas dan perak mereka dijalanan. Akhirnya orang-orang harus menyerahkan hal-hal tersebut yang dianggap begitu berarti dalam hidup ini. Kalau itu akan menjadi demikian akhirnya – kalau orang-orang akan melemparkannya sebagaimana Yesaya 2 menggambarkannya – Kenapa mereka tidak melakukannya sekarang agar membuat panggilan dan pilihan mereka pasti?
Kalau Anda menunda, menolak untuk membuat sebuah keputusan untuk mengikuti Kristus sepenuhnya, saya dapat janjikan Anda satu hal, suatu hari Anda akan tahu, bahwa suara lembut dan kecil dari Roh Kudus telah melakukan panggilan terakhirnya. Alkitab akan tertutup selamanya di mimbar, dan gedung akan sepenuhnya kosong dari orang-orang. Tiba-tiba setiap pria, wanita dan anak-anak akan dipanggil menghadap Tuhan. Sibuknya kehidupan dunia ini akan terlindas pada sebuah perhentian. Suara musik mendadak akan berhenti, cahaya yang terang akan menjadi gelap selamanya dan radio serta chip televisi akan meleleh bersamaan. Tidak seorangpun akan pergi mengerjakan urusannya, karena Tuhan tiba-tiba campur tangan dan memanggil setiap pria, wanita dan anak-anak kepada pertanggungjawaban. Dunia akan disobek oleh gempa bumi luar biasa yang kita baca dalam Wahyu 16. Laut akan bergelombang dengan gemuruh dahsyat topan. Pulau-pulau yang tidak berpenghuni dari bumi ini akan bergerak, mulai tenggelam dan hilang dari penglihatan. Gunung-gunung besar akan terguncang dan terbalik, serta terguling oleh aktivitas vulkanis dahsyat dari bumi. Awan gelap yang meraung akan memenuhi langit, bertubrukan satu sama lain. Kilat akan berpendaran dari awan-awan tersebut untuk menyelubungi bumi ini dalam satu lembaran api. Orang-orang pucat seperti hantu berlarian kesana-kemari mencoba mencari perlindungan, dan mereka tidak akan menemukannya. Lalu ditengah teriakan kengrian itu, hujan es besar Tuhan akan menghancurkan dengan suara jatuh menakutkan, membuat remuk kayu dari semua bangunan dan rumah di bumi ini.
Di tengah semua ini, akan muncul dikejauhan langit sebuah titik kecil kemuliaan yang akan semakin mendekat ke bumi, semakin besar dan semakin besar. Pertama-tama hanya sedikit yang akan mengamatinya, tapi seiring itu mendekat, cahayanya yang berkilauan akan menarik setiap mata. Penghuni setiap benua di bumi akan menatap ke atas dan melihat kemuliaan Yesus dan semua malaikat. Sungguh sebuah peristiwa mulia hal tersebut! Untuk pertama kalinya semenjak air bah tidak akan ada gurauan, tawa mengejek, sikap sembrono. Setiap mulut akan tertutup dan suatu roh yang serius dan khidmat akan ada pada setiap hati.
Betapa murahnya dollar akan terasa saat itu. Betapa memalukannya itu akan terlihat saat seseorang mengizinkan ejekan beberapa teman untuk menunda dia mengambil keputusan itu. Pada setiap sisi suara akan terdengar berseru, “sudah terlambat! Sudah terlambat!” Dan perkataan ini akan bergema ke seluruh bumi, sementara umat tebusan mengadah dan berkata, “Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan.”
Demikianlah kisah mengenai planet yang terjatuh ini tertutup sebagaimana halnya itu dimulai. Setelah api menghancurkan orang-orang jahat dan membakar habis semua kutuk dosa, Tuhan akan membuatnya baru kembali. Bumi ini, dibebaskan dari semua efek merusak dari dosa, akan diperbaharui kembali pada surga yang awal mula yang Tuhan rancangkan. “Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.” 2 Petrus 3:13. Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.” Matius 5:5. Dan demikianlah itu akan terjadi.