Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita. la telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Ibrani 4:15
Marilah kita renungkan betapa besar pengorbanan Juruselamat di padang gurun pencobaan, yang demi kita melakukan perlawanan terhadap musuh yang cerdik dan jahat itu. Setan mengetahui bahwa segala sesuatu tergantung kepada keberhasilan atau kegagalan dalam usahanya mengalahkan Kristus dengan beraneka ragam pencobaan. Setan mengetahui bahwa rencana keselamatan akan digenapi, bahwa kuasanya akan diambil, dan bahwa kebinasaannya sudah dipastikan, jikalau Kristus bisa bert-ahan terhadap ujian yang mana Adam telah gagal melawannya. Pencobaan-pencobaan Setan sangat efektif untuk menurunkan sifat alamiah manusia, karena manusia tidak bisa menahan pengaruh kuat mereka. Tetapi Kristus demi manusia, sebagai wakil manusia, yang sama sekali bergantung kepada kuasa Allah, dapat menahan peperangan yang paling sengit, supaya la bisa menjadi teladan yang sempurna bagi kita. Ada harapan bagi manusia. . . . Tugas di hadapan kita adalah mengalahkan sebagaimana Kristus mengalahkan. la berpuasa empat puluh hari, dan menderita perasaan lapar yang amat sangat. Kristus menderita demi kita di luar pengertian kita, dan seharusnya kita menyambut pencobaan dan penderitaan dengan segala kekuatan kita demi Kristus, sehingga kita bisa menjadi pemenang sebagaimana Kristus juga menjadi pemenang, dan ditinggikan kepada takhta Penebus kita. . . .
Kita mempunyai segala sesuatu dalam perlawanan kita dengan musuh kita yang kuat, dan sesaat pun kita tidak boleh menyerah kepada pencobaannya. Kita mengetahui bahwa dengan kekuatan kita sendiri kita tidak mungkin akan berhasil. Tetapi sebagaimana Kristus merendahkan diri-Nya dan mengambil kepada-Nya sifat alamiah kita, la mengetahui keperluan kita, dan la sendiri telah menanggung pencobaan yang paling berat yang akan ditanggung oleh manusia, telah mengalahkan musuh dengan menolak usul-usulnya, agar dengan demikian manusia bisa belajar bagaimana menjadi pemenang. la berpakaian dengan tubuh seperti kita, dan dalam segala hal menderita apa yang diderita manusia, dan bahkan Iebih lagi. Kita tidak akan pernah menderita sebagaimana Kristus menderita, karena bukan dosa seorang melainkan dosa seluruh dunia yang ditanggungkan kepada Kristus. la menanggung penghinaan, celaan, penderitaan dan kematian, agar kita, oleh mengikuti teladan-Nya, boleh mewarisi segala sesuatu.
“That I May Know Him”