Amazingfacts.id: Tanya dibesarkan di sebuah negara ateis yang terletak di persimpangan Asia dan Eropa.
Seorang Ateis
Pada awal usia dua puluhan, ia dan suaminya, Carey, datang ke Amerika Serikat. Dia adalah seorang insinyur di bidang perminyakan dan suaminya adalah seorang kontraktor dan mereka memiliki dua orang putra.
Tumbuh sebagai seorang ateis, Tanya tidak terlalu memikirkan tentang Tuhan sampai seorang tetangganya mengundangnya ke gereja pada tahun 2004.
“Saya menerima Kristus,” katanya, “dan menghadiri gereja-gereja umum. Saya adalah seorang guru Sekolah Minggu anak-anak, yang saya sukai, tetapi saya mulai merasa hampa di dalam hati. Saya mulai bertanya-tanya, apakah saya benar-benar seorang Kristen?”
Berlutut Dan Berdoa
Selama satu setengah tahun, Tanya berhenti pergi ke gereja. “Suatu malam,” kenangnya, “Saya berlutut dan berdoa, ‘Tuhan, saya perlu mengetahui kebenaran. Saya merasa seperti tidak ada tujuan bersama-Mu. Tolong tunjukkanlah kebenaran kepada saya. Saya berteriak dalam keputusasaan. Saya masih bisa mendengar pikiran yang jelas di kepala saya.”
Lebih lanjut lagi “Tuhan berkata, ‘Tanya, ada banyak hal yang tidak kamu ketahui. Apakah kamu siap? Jika Aku mengungkapkan kebenaran kepadamu, kamu akan bertanggung jawab. Apakah kamu siap untuk itu? Hal itu membuat saya sangat takut! Saya bertanya, ‘Tuhan, bisakah saya memikirkan hal itu dan kembali kepada-Mu besok?”
Tanya tidak bisa tidur. Setelah banyak bergumul, ia menyadari bahwa ia perlu mengetahui kebenaran dan siap untuk mendengarnya.
Saya Bersedia
Keesokan harinya, dia kembali berlutut. “Tuhan,” ia melanjutkan, “Saya ingin mengetahui kebenaran, tetapi saya takut. Dapatkah Engkau tunjukkan kepada saya dengan satu syarat? Dapatkah Engkau menolong saya untuk menelan kebenaran dan taat, meskipun itu sulit?” Sekali lagi, Tanya mendengar sebuah pemikiran yang jelas di dalam benaknya yang meyakinkan dia bahwa jika dia mau mengikuti kebenaran, Tuhan akan menolongnya. “Saya bersedia,” doanya.
Dari pertemuan itu, Tanya memulai perjalanan dua bulan mencari kebenaran Tuhan, yang tampaknya menemui jalan buntu demi jalan buntu. “Saya sangat kecewa dan akhirnya saya memutuskan bahwa saya pasti telah memimpikan semuanya.”
Dia berkata pada dirinya sendiri bahwa dia tidak peduli lagi, tetapi jauh di dalam hatinya dia masih mencari. Dengan putus asa, Tanya memutuskan untuk melakukan pencarian di Google, mencari kebenaran sekali lagi.
Dia mengetik di kotak pencarian: “Apakah Kebenaran itu?”
Renungkan: Pernahkah Anda dengan berani berdoa agar Allah menyatakan kebenaran kepada Anda? Apa yang terjadi? Terkadang kebenaran yang harus kita hadapi adalah tentang diri kita sendiri.
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup; tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Yohanes 14:6.