Karunia Roh Kudus
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Efesus 4:11-13
Semua karunia ini haruslah digunakan: Tiap-tiap pekerja yang setia harus bekerja demi penyempurnaan orang-orang kudus. . . .
Ada sesuatu yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap orang. Tiap-tiap jiwa yang percaya atas kebenaran harus berdiri di tempatnya, dan berkata: “Ini aku, utuslah aku.”. . . Berikanlah kepada setiap orang sesuatu pekerjaan untuk dikerjakan bagi orang lain. Tolonglah semua orang untuk melihat bahwa sebagai orang-orang yang menerima kasih karunia Kristus, mereka wajib bekerja bagi Dia. Dan biarlah semua orang diajar sebagaimana cara bekerja. Terutama mereka yang baru saja bertobat harus dididik menjadi kawan-kawan sekerja dengan Allah. Jikalau dibiarkan bekerja, orang yang murung akan segera melupakan kemurungan mereka; orang yang lemah akan menjadi kuat, yang bodoh menjadi cerdas serta semua orang akan bersedia untuk mempersembahkan kebenaran itu sebagaimana adanya di dalam Yesus. Mereka akan mendapat seorang penolong yang tidak akan gagal dalam Dia yang telah berjanji untuk menyelamatkan semua orang yang datang kepadaNya.
Pengaruh Roh Kudus diperlukan agar pekerjaan itu dapat seimbang dan supaya pekerjaan itu dapat maju dengan kokoh dalam setiap langkah.
Kebenaran untuk zaman ini mencakup seluruh injil. Jika dipersembahkan dengan tepat, itu akan mengerjakan dalam diri manusia perubahan yang penting yang membuktikan kuasa kasih karunia Allah ke dalam hati. Hal itu akan menyempurnakan pekerjaan serta membuat orang menjadi lengkap.
Ia (Allah) menyuruh kita supaya menjadi sempurna seperti Ia sempurna adanya – dalam cara yang sama. Kita haruslah menjadi pusat terang dan berkat ke sekeliling kita, sebagaimana Ia kepada semesta alam. Kita tak berdaya sama sekali atas diri kita sendiri, akan tetapi terang kasih-Nya memancar atas kita, dan kita pun harus memantulkan terang itu. . . . Kita dapat menjadi sempurna dalam lingkungan kita, sebagaimana Allah adalah sempurna di dalam Dia.
Hidupku Kini hal. 40