WAKTU DAMAI YANG SEBENTAR SAJA

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

bp1Apabila mereka mengatakan; Semuanya damai dan aman – maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin – mereka pasti tidak akan luput. I Tesalonika 5:3

Ketika pekerjaan keselamatan hendak di tutup, kesukaran akan melanda bumi, bangsa-bangsa akan marah, namum waspada supaya tidak menghalangi pekerjaan malaikat yang ketiga. Pada saat itu “hujan akhir” atau penyegaran dari hadirat Tuhan, akan turun, untuk memberi kuasa pada suara nyaring malaikat yang ketiga itu, dan mempersiapkan orang-orang saleh supaya tahan berdiri pada masa tujuh laknat terakhir dicurahkan.

Kepada saya telah ditunjukkan penduduk bumi dalam keadaan kacau-balau. Peperangan, pertumpahan darah, kelaparan, kemiskinan, kemelaratan dan wabah meluas di seluruh negri. Ketika hal-hal ini mengelilingi umat Allah, mereka mulai bersatu padu, dan menyingkirkan kesulitan-kesulitan mereka yang kecil. Meninggikan diri tidak lagi menguasai diri mereka; diganti oleh kerendahan hati  yang mendalam. Penderitaan, kesusahan dan kemelaratan membuat alasan untuk memperoleh kembali singgasananya, maka orang yang bergairah dan keterlaluan menjadi berakal budi, serta bertindak dengan wajar dan bijaksana.

Perhatian saya kemudian beralih dari pemandangan itu. Tampaknya ada waktu damai  yang sebentar saja. Sekali lagi para penghuni bumi diperlihatkan kepada saya; dan sekali lagi segala perkara dalam keadaan kacau balau. Pertikaian, peperangan, dan pertumpahan darah, bersama dengan kelaparan dan wabah, menyerang dan kekacauan ini. Peperangan menyebabkan wabah. Lalu kemudian hati manusia tidak lagi gentar, “berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini.”

Sekarang malaikat-malaikat menahan angin peperangan, sampai dunia sudah diberi amaran akan nasib yang akan menimpanya; tetapi badai sedang menghimpun kekuatan, siap untuk melanda permukaan bumi, dan ketika Allah harus menyuruh malaikat-malaikatNya, maka akan terlihat suatu pemandangan pertempuran yang sedemikian rupa sedangkan tidak ada pena yang dapat menggambarkannya. …

Suatu saat kelonggaran telah dikaruniakan Allah pada kita dengan murahnya. Setiap kuasa yang dipinjamkan sorga kepada kita haruslah digunakan dalam melaksakan pekerjaan yang ditunjukkan Tuhan kepada kita untuk mereka yang akan binasa dalam kebodohan.

 

Maranata Hal. 259


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *