Amazingfacts.id: Wilma Rudolph menghadapi kesulitan sejak awal. Ketika dia lahir prematur, anak ke-20 dari 22 bersaudara, berat badannya hanya 4,5 kilogram.
lumpuh bisa berlari
Pada saat Wilma berusia 4 tahun, ia mengidap pneumonia ganda dan polio, yang membuatnya lumpuh pada kaki kirinya. Dokter mengatakan bahwa ia tidak akan pernah bisa berjalan lagi tanpa bantuan. Pada saat ia berusia 12 tahun, ia juga selamat dari demam berdarah, batuk rejan, cacar air, dan campak.
Namun, keyakinan dan tekad Wilma yang sederhana kepada Tuhan tidak membuatnya menyerah. Pada usia sembilan tahun, ia mengejutkan para dokter ketika ia melepaskan penyangga kaki dari logam yang selama ini menjadi ketergantungannya dan mulai berjalan tanpa penyangga tersebut.
Pada usia 13 tahun, ia telah mengembangkan kemampuan berjalan berirama, yang menurut para dokter adalah sebuah keajaiban. Pada tahun yang sama ia memutuskan untuk menjadi seorang pelari. Dia mengikuti sebuah perlombaan dan menjadi juara terakhir.
menjadi pemenang
Selama beberapa tahun berikutnya, setiap perlombaan yang diikutinya, ia selalu berada di urutan terakhir. Semua orang menyuruhnya untuk berhenti, tapi dia terus berlari.
Lalu suatu hari dia benar-benar memenangkan perlombaan. Dan kemudian satu lagi. dan dia memenangkan setiap perlombaan yang diikutinya sejak saat itu. Pada Olimpiade Musim Panas 1960 di Roma, Rudolph menjadi wanita Amerika pertama yang memenangkan tiga medali emas dalam satu pertandingan Olimpiade-semuanya di cabang olahraga atletik.
Liputan internasional tentang Olimpiade membuatnya menjadi pahlawan di seluruh dunia. Dia dikenal sebagai “Si Tornado”. Orang Italia memanggilnya “Si Kijang Hitam,” dan orang Prancis menjulukinya “Mutiara Hitam.”
tidak ada yang mustahil
Akhirnya gadis kecil ini, yang divonis tidak akan pernah bisa berjalan lagi, kemudian dikenal sebagai wanita tercepat di dunia. Dia tidak pernah menyerah!
Alkitab berkata, “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.” (Markus 9:23). Rudolph secara khusus termotivasi untuk memberikan penghormatan kepada Jesse Owens, seorang bintang di Olimpiade Musim Panas 1936 yang diadakan di Berlin, Jerman.
Sebagai orang Kristen, kita harus termotivasi dengan “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” (Ibrani 12:2).
Kristus adalah Pribadi yang telah berlari mendahului kita dan memberi kita kekuatan untuk bertahan sampai akhir.
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Ibrani 12:1.