AKU MELATIH MENGUASAI TUBUH

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Melatih Pengendalian Diri

Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. 1 Korintus 9:27

Tubuh adalah satu-satunya media pikiran dan jiwa dikembangkan untuk, membangun tabiat. Itulah sebabnya musuh-musuh jiwa mengarahkan godaannya ke bagian tubuh yang lemah. Keberhasilannya di bagian ini berarti segenap tubuh takluk kepada yang jahat. Kecenderungan-kecenderungan alamiah tubuh, kecuali di bawah pengendalian kuasa yang lebih tinggi, sudah pasti akan mendatangkan kehancuran dan maut.

Tubuh haruslah ditaklukkan. Dengan kuasa yang lebih tinggi, tubuh haruslah dikuasai. Nafsu haruslah dikendalikan oleh kemauan, dan kemauan itu sendiri harus di bawah pengendalian Allah. . . .

Tuntutan-tuntutan Allah haruslah tetap disadari. Pria dan wanita haruslah dibangunkan terhadap kewajiban menguasai diri, perlunya kesucian, bebas dari setiap nafsu makan yang buruk dan kebiasaan yang tercela. Kepada mereka perlu ditekankan kenyataan bahwa segala kemampuan berpikir dan jasmani mereka adalah karunia Allah, dan sepatutnya digunakan sebaik-baiknya untuk melayani Dia. . .

Hambatan manusia menentang kecenderungan alamiah dan pembawaan yang selalu dipelihara adalah bagaikan tempat yang dangkal melawan air yang mengalir dengan deras. Sebelum hidup Kristus menjadi suatu kuasa yang memberi hidup dalam kehidupan kita, maka kita tidak dapat menolak pencobaan-pencobaan yang datang menyerang dari dalam ataupun dari luar. . . . Oleh menjadi satu dengan Kristus, manusia bebas. Takluk pada kehendak Allah berarti pemulihan menuju masa dewasa yang sempurna.

Penurutan kepada Allah berarti bebas dari perhambaan dosa, terlepas dari nafsu dan bisikan hati manusia. Manusia dapat melawan dirinya sendiri, menang melawan kecenderungan-kecenderungannya, berhasil melawan pelbagai kekuatan, dan “melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,” serta “melawan roh-roh jahat di udara.

Hidupku Kini, Hal. 80


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *