Argumen dari Kejahatan

Blog AFI
Mari bagikan artikel ini

Blog_ArgumentEvilKalau Anda menikmati diskusi berat antara para ahli filsafat dari universitas-universitas terkenal untuk argumen yang mendukung dan menentang keberadaan Tuhan, Anda akan menikmati wawancara Gary Gutting dengan Keith DeRose yang berjudul, “Kenapa Berdiri Di pihak Tuhan?” Gary adalah professor filsafat di universitas Notre Dame, dan Keith adalah seorang professor filsafat di universitas Yale.

Beberapa akan melihat ini sebagai bahan bacaan sebelum tidur yang menarik (untuk membantu mereka tertidur!), tetapi di pusat artikel itu ada sebuah masalah yang banyak orang secara terus-terang pergumulkan.

G.G.: Bagaimana dengan argumen yang menentang keberadaan Tuhan?
K.D.: Saya akan menjadi konvensional di sini dan memiliki prasangka seperti biasanya: argumen dari kejahatan. Tanpa memasuki setiap detil, Anda dapat merasakan kuasa dari argumen dengan memilih sebuah contoh mengerikan yang sesuai (pembantaian, anak meninggal akibat kanker) yang akan membawa Anda untuk berkata, “Tidak mungkin Tuhan yang sempurna kebaikannya akan mengizinkan hal-hal seperti itu!” Ada sebuah diskusi luas dan seringkali menarik yang coba membalikkan argumen semacam itu. Tetapi saya dapati kasus intuitif selalu dapat perhatian, setidaknya sampai pada titik di mana seseorang dapat secara masuk akal menerimanya di akhir hari. Saya rasa bahkan Tuhan berpikir ada yang salah dengan Anda, kalau Anda sedikitpun tidak dicobai oleh sebuah argument dari kejahatan semacam itu. [1]

Sebenarnya argumen filsafat untuk keberadaan Tuhan ini tidak muncul berawal dari para pelajar di abad-abad modern ini, tetapi dari halaman tulisan Alkitab yang menggambarkan sebuah pertempuran besar antara kebaikan dan kejahatan. Diskusi “besar” ini sebenarnya adalah kelanjutannya. Ada sebuah pertentangan dalam dunia kita (lihat Matius 13:28). Dan karena kasih Tuhan yang sejati artinya Ia tidak akan memaksa ciptaan-Nya untuk tunduk pada diri-Nya, Ia memberikan kesempatan pada Setan untuk memainkan argumennya bahwa Tuhan tidak adil (lihat Kejadian 3:1).

Tuhan yang maha kuasa dapat saja membasmi pemberontakan ini dan mulai dari awal lagi. Tetapi Tuhan baik, benar dan panjang sabar. Ia mengizinkan “belokan” luar biasa terjadi di planet Bumi, mengizinkan iblis untuk mendemonstrasikan argumennya terhadap karakter Tuhan dan aturan hukum-Nya (lihat Ayub 2:2 dan Wahyu 12:12). Sementara beberapa orang mungkin berpikir meski Tuhan mengizinkan kejahatan terjadi saat ini Ia tidak akan mempedulikan tindakan-tindakan kejam orang-orang terhadap mereka yang tidak bersalah untuk seterusnya. Tetapi Alkitab mengajarkan, “Karena Tuhan akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan” (Pengkhotbah 12:14).

Mungkin salah satu argumen terbaik bagi Tuhan dan keberadaan kebaikan adalah dengan membaca kisah-kisah orang yang telah menentang atau menyangkal kejahatan. Tindakan luar biasa dan pengorbanan dari mereka selama masa kekejaman seperti halnya pembantaian, mengorbankan hidupnya untuk melindungi yang tidak bersalah mengatakan pada kita bahwa ada sebuah kuasa yang memanggil beberapa orang mematahkan mentalitas “seleksi alam” bagi yang terkuat di dunia. Pengorbanan diri dari Kristus di kayu salib adalah yang paling menentukan betapa seriusnya Tuhan menyatakan masalah penderitaan dan kejahatan.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *