HARGA KESEMPURNAAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah — yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan — yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. Ibr. 2:10.

Undangan Kristus kepada kita semua adalah panggilan kepada suatu kehidupan yang damai dan tenang — suatu kehidupan kemerdekaan dan kasih, dan warisan yang Iimpah kehidupan kekal yang akan datang. . . . Kita tidak perlu waspada jlkalau jalan kemerdekaan itu tidak penuh dengan pertentangan dan penderitaan. Kemerdekaan yang akan kita nikmati akan Iebih berharga karena untuk memperolehnya kita mengadakan pengorbanan. Kedamaian yang melampaui pengetahuan akan menyebabkan kita berperang melawan kuasa-kuasa kegelapan, berjuang keras melawan sifat mementingkan diri sendiri dan dosa-dosa dalam diri kita. . . .

Kita tidak bisa menghargai Penebus kita dengan perasaan yang tertinggi sampai kita melihat Dia dengan mata iman menjangkau sangat dalam ke dalam kesengsaraan manusia, mengambil kepada diri-Nya sifat manusia, menderita, dan oleh penderitaan memberikan kuasa Ilahi-Nya untuk menyelamatkan dan mengangkat orang-orang berdosa kepada persahabatan dengan diri-Nya. Oh mengapa kita begitu meremehkan dosa? Mengapa begitu sedikit penyesalan? Sebabnya ialah karena kita tidak datang Iebih dekat kepada salib Kristus. Hati nurani menjadi dikeraskan oleh karena penipuan dosa, karena kita tinggal jauh dari Kristus. Perhatikanlah Kapten keselamatan kita itu. Ia menderita malu karena kita agar kita jangan menderita malu dalam kehinaan yang kekal.

Ia menderita di kayu salib, agar belas kasihan bisa diberikan kepada manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Keadilan Tuhan dipertahankan, namun orang berdosa diampuni. Yesus mati agar orang berdosa boleh hidup. Malu ditanggung oleh Anak Tuhan Yang Mahatinggi demi orang-orang berdosa yang malang, agar mereka bisa ditebus dan dimahkotai dengan kemuliaan kekal. . . .

Kita harus menyembunyikan diri kita dalam Kristus Yesus, dan biarlah Dia nampak dalam pembicaraan dan tabiat kita sebagai Seseorang yang indah, dan yang menjadi pemimpin berlaksa-laksa. Hidup kita, tingkah laku kita, akan menyatakan betapa tingginya kita menghargai Kristus dan keselamatan yang dikerjakan-Nya bagi kita. Sementara kita terus memandang kepada Dia, yang telah tertikam oleh karena dosa-dosa kita dan yang telah dibebani oleh dukacita kita, kita harus memperoIeh kekuatan untuk menjadi seperti Dia. Kita harus mengikatkan diri kita kepada Yesus Kristus dengan ikatan sukarela dan senang.

Inilah Hidup yang Kekal Hal. 286


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *