HARI SABAT DALAM KITAB INJIL

Uncategorized
Mari bagikan artikel ini

“Anak manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat” (Markus 2:28).

Pada zaman Yesus, Sabat masih menjadi bagian besar dari kehidupan dan kebiasaan Yahudi. Sesungguhnya, tahukah Anda bahwa dalam kisah Injil—Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes kata “Sabat” muncul hampir 60 kali? Kehidupan dan pelayanan Yesus sendiri berputar di sekitar hari Sabat dengan cara yang luar biasa.

Alkitab menyatakan dengan jelas mengenai ketaatan Yesus atas hukum Sabat adalah bagian dari “kebiasaan yang teratur.” “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.” (Lukas 4:16).Sebagai pengikut Tuhan, Yesus memastikan penghormatan-Nya terhadap hukum keempat itu. Hari Sabat akan selalu menjadi hari yang sangat berarti bagi Dia dalam pelayanan-Nya di dunia ini.

Namun, para pemimpin agama, terutama orang-orang Farisi, masih saja menemukan cara untuk mengusik Yesus tentang pemeliharaan Sabat. Jelaslah bahwa dalam benak Yesus, hari Sabat dalam kehidupan orang-orang Yahudi saat itu bukanlah apa yang Tuhan sebenarnya inginkan bagi mereka. Sementara Yesus tidak pernah mengajarkan bahwa hukum Sabat telah atau akan dihapuskan, Dia justru ingin mengembalikan hari Sabat ke rencana semula Allah, ingin mengajarkan kepada orang-orang arti Sabat yang sebenarnya.

Di akhir bagian yang sebelumnya, kita telah melihat bahwa para pemimpin agama, karena prihatin tentang bagaimana ketidaktaatan pada hari Sabat telah merusak bangsa mereka, mulai menyusun aturan khusus untuk menghormati hari Sabat —seperti menentukan seberapa jauh seseorang dapat berjalan pada hari Sabat.
Pada zaman Yesus, aturan-aturan ini mulai menumpuk, mengubah hari Sabat menjadi hari yang menindas bagi umat Allah dan membuat hampir mustahil bagi orang Yahudi yang setia untuk melakukan kegiatan yang masuk akal bahkan pada hari Sabat. Misalnya, seorang wanita dapat mengenakan jepit rambut pada hari Sabat, tetapi jika dia membawanya di tangannya, itu dianggap sebagai beban. Dan jika seseorang bahkan menyentuh alat kerja, seperti palu atau sekop, dia akan najis. Orang-orang Farisi memiliki ribuan peraturan buatan manusia tentang Sabat dan kewajiban agama lainnya.

Selain itu, meludah di tanah berdebu dianggap mirip dengan membuat campuran semen pada hari Sabat. Dan hal itu semakin memburuk! Jika rumah orang Yahudi terbakar pada jam-jam Sabat, peraturan buatan manusia yang tidak masuk akal ini, tanpa dasar dalam Kitab Suci, melarang mereka menyelamatkan barang-barang mereka dengan membawanya keluar menggunakan tangan, karena itu dianggap kerja. Dengan cara inilah para pemimpin Yahudi menggunakan hukum Tuhan, termasuk hari Sabat, sebagai cara untuk melakukan kontrol ketat terhadap orang-orang yang Tuhan percayakan kepada mereka untuk digembalakan dalam anugerah-Nya.

Sama seperti Allah menggunakan para nabi zaman dahulu untuk memperingatkan umat-Nya tentang ketidaktaatan sehubungan dengan Sabat-Nya dalam Perjanjian Lama, Kristus juga datang untuk menunjukkan apa sebenarnya yang dimaksud dengan kepatuhan terhadap hari Sabat.Dia mengajarkan bahwa hari Sabat adalah bagian penting dari pengalaman kita dengan Allah dan bahwa peraturan-peraturan buatan manusia sering kali mengacaukan kebenaran ini. Para pemimpin agama telah memutarbalikkan Sabat; Yesus ingin memperbaikinya.

Banyak yang menyatakan bahwa karena Yesus tidak dicatat secara khusus meneguhkan Sabat dalam Perjanjian Baru, itu menunjukkan bahwa Ia pasti tidak menganggapnya penting. Tetapi karena Dia mematuhi Sabat, dan karena kita tidak melihat ada protes orang Yahudi dengan salah satu dari mereka yang mencoba untuk menghapuskan hukum Sabat, “argumen dari keheningan” ini, sebaliknya, bekerja dengan sangat baik. Sebenarnya, Yesus sering menyebutkan sebuah perintah untuk menambahkan makna atasnya. Tentu saja, Yesus menyebutkan hari Sabat sambil mempertahankannya dari para legalis, dan Ia meng-hormati hari Sabat dengan pergi ke rumah ibadat (Lukas 4:16).

Yesus Menyatakan Misi-Nya

“Ia (Yesus) datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: ’Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk menyembuhkan yang patah hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan.’ Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk. Dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai berkata kepada mereka:”Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya’. Dan semua orang itu bersaksi pada-Nya, dan kagum akan kata-kata ramah yang keluar dari mulut-Nya”(Lukas 4:16–22).

Yesus di sini sedang membaca Yesaya 61:1, 2, mengumumkan bahwa Dia adalah Mesias. Para pemimpin rumah ibadat membenci pernyataan ini dan mencoba untuk menghancurkan-Nya, tetapi mereka tidak dapat menghentikan misi-Nya, dan mereka tidak dapat mencegah Yesus dari penyembuhan dan pengajaran pada hari Sabat. (Lihat Lukas 4:31–35).


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *