renungan

HATI BAPA BERBALIK KEPADA ANAK—ANAK

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Persahabatan Keluarga

Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah. Maleakhi 4:6

Sang ayah bila ia kembali dan pekerjaannya sehari-hari tidak akan membawa kesusahan hatinya ke dalam rumah tangganya. la akan merasa bahwa rumah tangga dan lingkaran keluarga adalah terlalu suci untuk dirusakkan dengan kesulitan yang tidak menyenangkan.

Bilamana ia meninggalkan rumahnya ia tidak meninggalkan agamanya dan Juruselamatnya. Kedua-duanya adalah sahabatnya. Pengaruh rumah tangganya yang manis, berkat isterinya, dan kasih anak-anaknya menjadikan bebannya ringan; dan ia kembali dengan damai dalam hatinya dan bergembira, mengucapkan penghiburan kepada isteri dan anak-anaknya yang sedang menunggu dengan senang dan menyambut kedatangannya.

Ia harus dengan senang hati mengalihkan kesempatan untuk beberapa waktu lamanya bersama dengan anak-anaknya. Ia boleh membawa mereka ke kebun dan menunjukkan kepada mereka kuncup-kuncup yang mekar dan warna yang beraneka ragam bunga-bunga yang sedang mekar. . . . la boleh menanamkan kesan dalam pikiran mereka mengenai kenyataan bahwa jika Allah sangat memperhatikan pohon-pohon dan bunga-bunga, maka Ia memperhatikan lebih banyak lagi akan makhluk-makhluk yang dijadikanNya menurut petaNya. Ia dapat rnenuntunnya dengan cepat untuk memahami bahwa Allah menghendaki anak-anak menjadi manis, bukannya dengan perhiasan secara jasmani, melainkan dengan keindahan tabiat, daya tarik dari kebaikan dan kasih sayang, yang akan menjadikan hati mereka terikat dengan sukacita dan kebahagiaan.

Jika sikap sernberono dan sikap mencari kepelisiran memenuhi pikiran mereka serta menjauhkan mereka dari yang benar dan sungguh, tentu saja hati tidak akan dapat dipenuhi dengan rasa hormat yang mulia, serta memuliakan Allah yang menjadikan alam.

Jika engkau mau menarik anak-anakmu kepada Yesus, engkau tidak akan memasuki rumahmu dengan perkataan disertai amarah dan cemberut pada keningmu. Jikalau engkau kembali dari pekerjaanmu dengan letih dan penat, mintalah kepada Allah kasih karuniaNya, RohNya yang menenangkan, agar hatimu hancur-Iebur dengan kelemahlembutan, agar bibirmu dipenuhi dengan perkataan yang ramah dan menghibur. Ikatkanlah hati anak-anakmu ke dalam hatimu. Tanamkanlah agamamu kepada mereka dengan menyenangkan.

Hidupku Kini, hal. 200


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *