KRISTUS PEKABARAN KITA

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. 1 Kor. 2:2.

Beban pekabaran kita hendaklah misi dan kehidupan Kristus Yesus. Biarlah ada tempat bagi kehinaan, penyangkalan diri, kelembutan dan kerendahan hati Kristus, agar hati yang sombong dan mementingkan diri sendiri boleh melihat perbedaan antara mereka sendiri dengan teladan, dan bisa direndahkan. . . . Terangkanlah, kalau bahasa manusia sanggup menerangkannya, kehinaan Anak Tuhan, dan janganlah berpikir bahwa Anda telah mencapai klimaksnya bilamana Anda melihat Dia menukarkan takhta terang dan kemuliaan yang dimiliki-Nya bersama Bapa-Nya dengan kemanusiaan. Ia datang dari surga ke dunia ini, dan sementara berada di dunia ini, Ia menanggung kutuk Tuhan sebagai jaminan bagi umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Bukanlah kewajiban-Nya untuk melakukan hal ini. Ia sendiri memilih menanggung murka Tuhan, yang telah didatangkan oleh manusia. . . . Ia memilih memikul ejekan-ejekan kejam, cemoohan, siksaan dan cambukan, dan penyaliban. . .

“Ia. . . menjadi penurut sampai mati,” tetapi cara mati-Nya menakjubkan seluruh alam semesta, karena kematian itu adalah kematian di atas kayu salib. Kristus bukan tidak merasakan kehinaan dan malu. Ia merasa kan semuanya paling pahit. Ia merasakannya lebih dalam dan lebih akut daripada kita merasakan penderitaan, sebagaimana sifat-Nya lebih ditinggikan dan lebih murni dan lebih kudus daripada orang berdosa untuk siapa Ia menderita. Ia adalah Raja surga, Ia sama dengan Bapa, Ia adalah Pemimpin pasukan surgawi, namun Ia mati untuk manusia, kematian yang di atas segalanya, dibungkus dengan kehinaan dan celaan. Oh betapa seharusnya hati manusia yang sombong menyadari hal ini! Oh betapa mereka seharusnya mengerti arti penebusan dan berusaha untuk mempelajari kelembutan dan kerendahan hati Yesus! . . .

Karunia-karunia Dia yang mempunyai segala kuasa di surga dan di bumi, tersimpan bagi anak-anak Tuhan. Karunia-karunia yang begitu berharga sehingga karunia itu datang kepada kita melalui pengorbanan darah Penebus, karunia-karunia yang akan memuaskan kebutuhan hati yang paling dalam, karunia-karunia yang akan bertahan sampai selama-Iamanya, akan diterima dan dinikmati oleh semua mereka yang akan datang kepada Tuhan seperti anak-anak kecil.

Inilah Hidup yang Kekal Hal. 338


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *