Meditasi

Meditasi: Apakah Itu Membantu?

Blog AFI
Mari bagikan artikel ini

Sejak akhir 1960-an, gagasan mengenai meditasi – jenis yang berpusat pada “mantra” atau kata-kata rahasia – telah dipegang sebagai kunci pengetahuan batin dan ketenangan lahiriah. Beatles, kelompok musik rock Inggris yang terkenal, berada di garis depan dalam pergerakan ini, masuk sebagai pengikut seorang guru India, namun segera diikuti oleh orang-orang dari semua lapisan masyarakat.

“Meditasi transendental” dipasarkan sebagai jalan pintas menuju nirwana: Bayar biayanya, terima instruksi rahasia, dan Anda bisa “berbahagia” tanpa obat-obatan terlarang.

Atau, perhatikan kata-kata ikon Tibet Buddha Dalai Lama, yang menyatakan, “Jika setiap delapan tahun di dunia diajarkan meditasi, dunia akan tanpa kekerasan dalam satu generasi.”

Namun, ternyata ini kemungkinan tidak akurat. Tampaknya orang bisa bermeditasi sepanjang hari, tapi itu tidak akan mengakhiri kekerasan, setidaknya menurut sebuah penelitian ilmiah baru-baru ini.

Para ilmuwan dari Universitas Massey di Selandia Baru, Universitas Coventry di Inggris, dan Universitas Radboud di Belanda mengatakan, “Analisis kami menunjukkan bahwa bermeditasi cenderung memiliki efek positif, namun masih terbatas dalam membuat individu merasa atau bertindak secara substansial lebih terhubung secara sosial, atau kurang agresif dan berprasangka.” Bahasa sederhana nya: Anda mungkin merasa lebih baik setelah bermeditasi, tapi kemungkinan besar ini tidak akan membuat perubahan yang bertahan lama dalam karakter seseorang.

Para ilmuwan menganalisa 22 penelitian yang mereka temukan berguna, yang mereka saring dari hampir 5,000 penelitian serupa selama bertahun-tahun. Orang-orang yang membuat potongan itu memiliki cukup kecakapan akademis untuk memberikan hasil yang berguna untuk analisis, kata mereka.

Apa yang mereka temukan mendorong, menurut Farias, seperti dikutip dalam siaran berita Universitas Coventry: “Sebagian besar hasil positif awal hilang saat kelompok meditasi dibandingkan dengan kelompok lain yang terikat dengan tugas yang tidak terkait dengan meditasi. Kami juga menemukan, efek menguntungkan dari meditasi pada belas kasih menghilang jika guru meditasi adalah seorang penulis dalam penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa para peneliti secara tidak sengaja telah membebani hasil mereka.”

Farias menambahkan, “Tentunya, tidak satupun dari ini, menyangkal klaim ajaran Buddha atau agama lain tentang nilai moral dan akhirnya berpotensi pada perubahan hidup dari segi keyakinan dan praktik-praktik agama. Namun, temuan penelitian kami jauh berbeda dari banyak klaim populer yang dibuat oleh para mediator dan psikolog.”

Jadi adakah sebuah cara meditasi yang dapat memberikan pengaruh baik pada kehidupan seseorang? Ya, ada! Tapi anda tidak akan membaca nya dalam pelajaran ini.

Jawaban nya terdapat dalam dua ayat pertama dari buku pertama dalam kitab syair di Alkitab, yaitu Mazmur 1: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.”

Dan Yesaya 26:3, berkata: ”Yang hatinya tertuju kepada-Mu, Engkau jagai dengan damai sejahtera sempurna, sebab kepada-Mulah ia percaya.” (KJV-Literal)

Cara terbaik untuk menolong diri kita menjadi pribadi lebih baik adalah dengan mengenal Tuhan, sebagaimana Yesaya katakan. Klik disini untuk membaca artikel-artikel yang dapat membantu kita mengenal Tuhan dan Anak-Nya Yesus Kristus, yang menuntun kita pada kedamaian hati sejati.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *