DAMPAK KESERAKAHAN DAN PENTINGNYA KEHATI-HATIAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Peran Keserakahan Dalam Bencana

Kebakaran berkobar selama empat hari empat malam dan menyebabkan 490 blok kota hangus terbakar dengan luas total sekitar 4,5 mil persegi. Menurut Museum San Francisco, kebakaran awalnya terjadi karena saluran gas yang pecah dan kompor yang terguling akibat gempa bumi.

Namun, kebakaran berikutnya dimulai oleh petugas pemadam kebakaran yang secara tidak benar menghancurkan bangunan untuk membuat sekat bakar dan oleh pemilik properti yang membakar bangunan mereka sendiri dalam upaya untuk mengumpulkan uang asuransi yang seharusnya akan ditolak jika kerusakan hanya disebabkan oleh gempa. Dengan demikian, kehancuran yang sudah mengerikan diperparah oleh keserakahan dan oleh upaya yang bermaksud baik tetapi tidak dilaksanakan dengan baik untuk menghentikan perkembangan kebakaran.

Perlunya Kebijaksanaan Dalam Krisis

Alkitab mengatakan bahwa “Pencemooh mengacaukan kota, tetapi orang bijak meredakan amarah.” (Amsal 29:8). Kebakaran di San Francisco menunjukkan kecenderungan alamiah manusia untuk melakukan kehancuran, baik secara tidak sengaja maupun disengaja, namun Amsal ini memperingatkan kita bahwa “mencemooh” dapat memperburuk kecenderungan tersebut dan mengakibatkan kehancuran total. Mengejek adalah suatu bentuk mengejek atau mencemooh. Perilaku seperti itu sering kali membangkitkan amarah orang yang diejek, dan akibatnya bisa sangat buruk.

Tuhan memanggil kita untuk berperilaku bijaksana dengan memalingkan murka sedapat mungkin. Ini berarti menghindari ejekan dan cemoohan dalam kehidupan kita sendiri, tetapi juga berbicara dengan lembut kepada orang lain untuk meredakan situasi yang berpotensi menimbulkan bencana.

Kebijaksanaan seperti ini hanya datang melalui proses pengudusan, ketika kita menyerahkan hati kita kepada Yesus dan mengizinkan Dia untuk hidup melalui kita. Kita harus berserah setiap hari. Sudahkah Anda berserah kepada Tuhan hari ini?

Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Galatia 2:20.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *