Keindahan dirusak dan dipulihkan. Allah itu sempurna, dan segala perbuatan-Nya selalu memantulkan sifat-Nya yang sempurna itu. Ketika Allah menciptakan langit dan bumi, Ia menciptakannya dalam kesempurnaan; tatkala menciptakan manusia, Ia juga menciptakan mereka menurut kesempurnaan citra-Nya. Setiap hari sepanjang minggu penciptaan itu selalu ditutup dengan evaluasi menurut standar-Nya sendiri, “Allah melihat bahwa semuanya itu baik” (Kej. 1:10, 12, 18, 21, 25, 31). Dalam bahasa Ibrani, baik di sini adalah טוֹב, ṭōwḇ, sebuah kata sifat yang juga berarti cocok dan menyenangkan. Pendek kata, apa yang Allah ciptakan itu cocok dengan maksud-Nya dan menyenangkan hati-Nya.
Tampaknya bukan hanya Allah saja yang bersukacita atas pekerjaan penciptaan bumi ini, tapi juga “bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai” (Ayub 38:7). Meskipun gaya bahasa dalam kitab Ayub kaya akan langgam-langgam puitis, isinya mengandung pula pernyataan-pernyataan faktual perihal penciptaan. Frase “semua anak Allah” dalam ayat ini sama dengan “anak-anak Allah” seperti dimaksudkan di awal kitab tersebut (Ayub 1:6), yaitu merujuk kepada makhluk-makhluk ruang angkasa di luar Bumi kita ini. Sebagian komentator Alkitab menyebut mereka ini adalah penduduk surga, yang lainnya meyakini bahwa mereka adalah penghuni dunia-dunia lain di alam semesta. Pastinya, bumi kita ini bukanlah yang pertama diciptakan, tapi sebelumnya sudah ada ciptaan-ciptaan lain yang mendahului planet bahkan tatasurya kita.
“Tatkala bumi ini keluar dari tangan Penciptanya, keadaannya sangat indah. Permukaannya dihiasi dengan gunung-gunung, bukit-bukit, dan lembah-lembah, diselingi dengan sungai-sungai yang menakjubkan dan danau-danau yang elok; namun bukit-bukit dan gunung-gunung itu tidak curam dan kasar atau penuh dengan tebing-tebing yang terjal dan mengerikan seperti keadaannya sekarang; tepi-tepi batu karang yang tajam dan kasar itu terpendam di bawah tanah yang subur, sehingga di mana-mana tumbuh pepohonan yang hijau dan segar… Seluruh permukaan ditutupi keindahan yang mengalahkan taman-taman bunga dari istana yang paling megah. Malaikat-malaikat menikmati pemandangan itu dengan kesenangan, dan bersukacita dengan pekerjaan Allah yang ajaib itu.”
Sangat disayangkan bahwa kesempurnaan penciptaan itu telah dirusak dengan masuknya dosa ke bumi kita ini. Sekalipun demikian, Allah yang penuh kasih itu masih membiarkan sisa-sisa dari keelokan penciptaan-Nya untuk kita saksikan pada hari ini. Anda boleh mencari majalah-majalah sejenis National Geographic yang menampilkan foto-foto otentik pemandangan dari berbagai belahan Bumi, atau berselancar di dunia maya untuk mencari gambar-gambar panorama dari negeri mana saja di dunia ini, dan Anda tidak akan pernah kehilangan rasa kagum terhadap keindahan alam yang masih tersisa di planet kita ini. Atau, setiap kali Anda menemukan sisa-sisa keindahan penciptaan Allah di sekitar Anda yang menimbulkan kekaguman, jika keadaan memungkinkan biasakanlah untuk berhenti sejenak dan membayangkan betapa jauh lebih indah keadaan dunia ini di waktu penciptaannya, sambil menyadari bahwa keadaan itu akan dipulihkan ketika bumi kita ini diperbarui kembali.
“Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya…Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!” (Why. 22:5, 7).
Editor : Setyo Kusuma A.