Tsunami adalah salah satu bencana alam yang paling merusak. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar populasi dunia tinggal dalam jarak satu mil dari lautan. Tsunami kadang-kadang disebut gelombang pasang, tetapi sebenarnya tidak ada hubungannya dengan pasang surut. Mereka sebenarnya adalah gelombang laut seismik yang disebabkan oleh gempa bumi, tanah longsor di bawah laut, letusan gunung berapi, atau bahkan asteroid yang menghantam lautan yang mengakibatkan pergerakan air laut secara tiba-tiba.
Tsunami bisa terlihat seperti gelombang besar, masif, dan menjulang tinggi atau muncul secepat gelombang pasang monster yang melonjak tanpa peringatan. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat bergerak dengan kecepatan lebih dari 500 mph. Itu secepat pesawat jet! Gelombang pembunuh ini mungkin hanya setinggi satu kaki di laut dalam, dan bahkan mungkin tidak diperhatikan oleh perahu di daerah tersebut, tetapi saat mereka mencapai perairan dangkal, gelombang tersebut tumbuh lebih lambat dan lebih tinggi, beberapa setinggi lebih dari 100 kaki!
Mungkin ribuan tsunami terjadi sepanjang waktu — sebagian besar di Samudra Pasifik — tetapi sebagian besar terlalu kecil untuk disadari. Namun setiap beberapa tahun, beberapa peristiwa seismik akan menghasilkan gelombang tsunami besar yang menewaskan ribuan orang. Ledakan gunung berapi Krakatau yang terkenal pada 27 Agustus 1883, menghasilkan gelombang tsunami yang mengerikan hingga setinggi 151 kaki. Gelombang ini menghancurkan 295 kota dan desa di Jawa Barat dan Sumatera Selatan, dan lebih dari 36.000 orang tenggelam.
Gelombang tsunami terbesar yang pernah tercatat di zaman modern terjadi di Teluk Lituya, Alaska, pada tahun 1958 dan digambarkan sebagai mega-tsunami. Hal itu disebabkan oleh tanah longsor besar-besaran yang dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 8,3 SR. Ketika gelombang menyerbu teluk, gelombang itu menghantam dinding lembah hingga ketinggian 1.720 kaki.
Dalam Injil Lukas, Yesus berkata salah satu tanda akhir itu adalah “Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.” (Lukas 21:25). Bencana alam meningkat, menandakan akhir Bumi. Ini bisa menjadi skenario yang menakutkan, tetapi kita tidak perlu takut. Dalam Mazmur 46, “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan” bahkan jika sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut. Selama kita memiliki Yesus, kita aman.
Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.
Lukas 21:25
-Doug Batchelor-