Amazingfacts.id: Beberapa orang Kristen percaya bahwa hukum dari Sepuluh Perintah Allah hanyalah bagian dari hukum Musa, yang telah lenyap bersama dengan perjanjian yang lama.
Hukum Yang Dihapuskan
Ayat-ayat dalam Ibrani 10 ini digunakan untuk mendukung pemikiran ini.
“Hukum” dalam ayat 8 tidak diragukan lagi berhubungan dengan perjanjian “yang pertama”, yang dihapuskan dalam ayat 9. Tetapi apakah hukum itu mencakup Sepuluh Perintah Allah? Pengorbanan dan korban penghapus dosa yang sama dijelaskan dalam 2 Tawarikh 8:12, 13, ketika Salomo mempersembahkan korban bakaran “sesuai dengan perintah Musa.”
Hal ini memperjelas bahwa hukum mengenai korban bakaran yang disebutkan dalam Ibrani 10:8 disebut sebagai perintah atau hukum Musa. Hukum ini adalah bagian dari sistem perjanjian lama yang telah dihapuskan oleh “persembahan tubuh Yesus Kristus” (ayat 10). Namun perlu dicatat: Sepuluh Perintah Allah bukan bagian dari hal itu. Kristus dikutip dalam ayat 9, dengan mengatakan, “‘Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendakMu’ yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.”
Ditaruh Di Dalam Hati
Teks lengkap dari perkataan Kristus ini berasal dari Mazmur 40:8, yang berbunyi, “Aku suka melakukan kehendakMu ya Allahku; TauratMu ada dalam dadaku.” Hukum ini terkait dengan perjanjian kedua (atau yang baru) yang akan ditegakkan. Hal ini diperkuat beberapa ayat kemudian dalam Ibrani 10, di mana dikatakan, “Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,” Ia berfirman pula “Aku akan menaruh hukumKu di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka” (ayat 16).
Hukum yang ada di dalam hati Yesus dan yang tidak berakhir dengan perjanjian yang lama adalah Sepuluh Perintah Allah. Dimuliakan oleh Kristus (Yesaya 42:21), hukum ini dipindahkan dari loh-loh batu ke loh hati.
Di atas Ia berkata: “Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendako dan Engkau tidak berkenan kepadanya” meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat, Ibrani 10:8.