Dokumenter National Geographic The Story of God dimulai dengan pembicaraan aktor Hollywood Morgan Freeman mempertanyakan pertanyaan kuno, “apa yang terjadi saat kita meninggal?” Tetapi dapatkah pertanyaannya ditemukan dengan berkeliling dunia dan mengambil sampel dari berbagai macam agama.
Menariknya, Freeman sendiri memerankan peran “Tuhan” dalam film lebih dari sekali. Dia bukan yang pertama tentunya. Serentetan pemeran telah mengambil peran tersebut – termasuk Groucho Marx, Alanis Morrisette, dan George Burns. Tetapi dalam seri singkat National Geographic yang baru, Freeman membalikkan dan bertanya, “Siapa itu Tuhan?” Di seri pertama dari enam seri yang tayang 3 April 2016, ia pertama-tama menyambut pertanyaan, “Apa yang terjadi saat kita meninggal?”
Untuk memperoleh jawabannya Freeman pergi keliling dunia dan melihat pandangan yang berbeda-beda dari agama tentang kehidupan setelah kematian. Ia merangkak masuk sebuah piramida Mesir untuk belajar hieroglif yang menjelaskan bagaimana memelihara orang yang baru meninggal. Ia mengikuti iring-iringan jenazah melewati kota India Varanasi menuju pembakaran mayat yang terletak di pinggir sungai Gangga. Ia bahkan berdiskusi dengan ilmuwan pemikiran mengunduh otak manusia dan membuat ulang sebuah kebangkitan “digital”.
Saat ia masih muda, Freeman mengalami kehilangan nenek dan saudaranya. “Setiap orang berduka,” katanya, “tetapi beberapa orang memiliki sebuah kepastian yang membantu mereka menopang duka tersebut. Mereka yakin mereka akan melihat kembali orang yang mereka kasihi di surga. Bagi beberapa kita, hal tersebut tidak sesederhana itu.
Satu alasan Freeman mungkin ditantang oleh pertanyaan mengenai kematian mungkin datang dari cara pandangnya akan Tuhan. Di suatu wawancara pada tahun 2012, kepada Freeman ditanyakan kalau-kalau ia menganggap dirinya sendiri ateis atau agnostic. Dia menjawab, “itu adalah sebuah pertanyaan susah karena sebagaimana kukatakan di awal, saya pikir kita menciptakan Tuhan. Jadi kalau saya percaya Tuhan dan saya memang percaya Tuhan, itu adalah karena saya pikir sayalah Tuhan.
Apakah sungguh ada sebuah ilah – ataukah pemikiran akan kuasa yang lebih tinggi tersebut sederhananya adalah sebuah penemuan manusia? Dan akankah kita temukan kebenaran tentang kehidupan setelah kematian dengan mencari di semua agama di dunia – mungkinkah mencari kebenaran lewat consensus?
Banyak bekas ateis telah berkata mereka menemukan sidik jari seorang Perancang di dunia alam. Sementara kita sudah barang tentu dapat menemukan lebih lagi tentang Sang Pencipta dengan memandang hal-hal di sekitar kita, pemahaman kita yang terjelas mengenai Tuhan berasal dari Alkitab, yang dengan akurat menghadirkan alamiahnya Ketuhanan lewat Yesus Kristus. Kalau kita sungguh ingin mengenal Tuhan dan apa yang terjadi saat kita meninggal, kita akan mempelajari buku yang telah Ia berikan bagi kita untuk belajar tentang dia.
Alkitab dengan jelas mengemukakan bahwa “upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23). Banyak orang Kristen bingung akan apa yang terjadi setelah kematian, kebanyakan sebagai sebuah akibat kesalahpahaman atas Alkitab yang merajalela dalam budaya kita. Kebenarannya adalah bahwa seri “The Story of God” tidak memiliki sebuah jawaban – tetapi Alkitab yang memilikinya.
Hanya Tuhan saja yang kekal dan akan pada suatu saat nanti memberikan kehidupan kekal bagi mereka yang memilih mengikuti-Nya. Sampai pada saat itu, saat seseorang meninggal, mereka beristirahat tanpa kesadaran di kubur sampai kebangkitan. Adalah sebuah kebenaran Anda yang dapat Anda gantungkan dengan pasti.
Untuk mengetahui lebih mengenai apa yang terjadi saat seseorang meninggal klik di sini, atau apabila Anda tertarik mempelajari lebih pekerjaan tangan Tuhan yang luar biasa klik di sini.