AKHIR DARI KESABARAN DAN KESEMPATAN

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Di zaman Nuh semua orang tidak berada dalam keadaan sepenuhnya penyembah berhala.  Lalu bagaimana akhir dari sebuah kesabaran dan setiap kesempatan yang selalu diberikan kepada mereka tetapi mereka sia-siakan.

suara peringatan akan kehancuran

Kelompok yang mengaku memiliki pengetahuan tentang Allah adalah orang-orang yang memiliki pengaruh terbesar dan membuat perkataanNya kepada Nuh tidak berpengaruh pada mereka. Mereka tidak hanya menolak pekabaran dari juru kabar kebenaran itu sendiri, tetapi seperti tuan mereka si Iblis, mereka berusaha dalam segala cara dengan kekuatan mereka untuk mencegah orang lain mempercayai dan menuruti Allah. 

Sementara Nuh menyuarakan peringatan tentang kehancuran generasi itu yang akan terjadi, itulah kesempatan dan keistimewaan mereka untuk berlaku bijak mendapatkan keselamatan. Tetapi mereka menyerahkan pikiran mereka kepada pengendalian Setan bukan kepada Allah, dan ia menipu mereka sebagaimana ia lakukan kepada orang tua pertama kita.

tunduk pada aturan

Aturan-aturan yang sudah menetap telah mencegah air mengalir melampaui batasnya. Namun alasan-alasan ini tidak mengenali Tangan yang telah menjaga air, yang berkata, sejauh itulah kau mengalir dan jangan melebihinya. 

Mereka memberi alasan saat itu sebagaimana orang-orang memberi alasan sekarang ini, seolah alam ada di atas Allah dari alam itu, dan jalannya sudah demikian pasti sehingga Allah sendiri tidak dapat mengubahnya.

sifat manusia zaman nuh

Dengan demikian menanamkan dalam pikiran dunia bahwa pesan Allah tentang peringatan itu merupakan khayalan, tipuan besar, dengan alasan bahwa jika pesan Nuh itu benar maka alam akan berubah dari silklusnya yang teratur.

Sifat manusia di zaman Nuh, yang tak dipengaruhi oleh Roh Allah, itu sama dengan zaman kita. Yesus dalam penegasan dan penyajian-penyajianNya mengakui buku Kejadian itu sebagai perkataan ilham. Banyak yang mengakui Perjanjian Baru, namun mereka tidak memberi perhatian khusus pada Kitab Perjanjian Lama; namun kedua buku besar ini tidak dapat dipisahkan.

Para rasul yang sudah terinspirasi yang telah menulis Perjanjian Baru terus-menerus menyertakan pikiran-pikiran dari para penyelidik Kitab Suci yang Lama. Kristus membawa pikiran semua generasi, yang sekarang dan di masa depan, kepada Perjanjian Lama.

RohKu tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja. Kejadian 6:3.

-Suara Hati Nurani Hlm. 351-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *