Jika tidak ada tangisan di surga, beberapa orang bertanya-tanya apakah ingatan tentang semua peristiwa menyedihkan dan orang-orang yang tidak masuk surga masih ada dalam pikiran?
Sulit dibayangkan, tapi bahkan sekarang, ada kalanya, ada kesedihan di surga. Sama seperti para malaikat bersukacita ketika orang berdosa diselamatkan, mereka berduka ketika seseorang tersesat (Lukas 15:7). Tentunya ada kesedihan yang luar biasa di surga ketika Yesus menderita di kayu salib. Dengan cara yang sama, selama 1.000 tahun di surga, kita akan sedih mengingat orang yang kita cintai, tidak bersama dengan kita. Dan, tentu saja, setelah milenium, saat kita melihat kehancuran terakhir dari yang terhilang, kita akan ikut merasakan kesedihan Tuhan.
Tetapi ini juga akan menandai akhir dari semua kesedihan. Pada titik inilah Tuhan akan menciptakan kembali planet kita dan berjanji untuk “menghapus setiap air mata dari mata kita.” Sama seperti waktu dapat menyembuhkan segala sesuatu, demikian pula Tuhan akan menghapus semua air mata saat masa kekekalan dimulai. “Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati” (Yesaya 65:17). Dia akan memberi kita kegembiraan yang akan menutupi semua kenangan menyakitkan sebelumnya.
Kita tentu tidak akan pernah melupakan bagaimana Yesus menebus kita dari dosa di kayu salib Kalvari. Jadi bisa saja kita mengingat kenangan pahit, tapi setelah jutaan tahun di surga, kita tidak akan mengingatnya lagi.
Yesus berkata kepada murid-Nya: “Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia” (Yohanes 16:21). Dengan cara yang sama, kemuliaan surga dan Yesus akan menutupi semua kesedihan kita.
Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu. Wahyu 21:4
-Doug Batchelor-