Apakah Kebenaran Dalam Dunia yang Rumit?

Blog AFI
Mari bagikan artikel ini

Beberapa waktu lalu, ilmuan dari berbagai tempat bertemu di Cheltenham Science Festival, Inggris, dari banyak masalah yang ada, mereka mendiskusikan tentang hambatan penelitian yang dihadapi oleh karena “berita palsu”.

Salah satunya, algoritma pencarian yang memberikan informasi kepada pengguna jaringan berdasarkan seberapa sering sebuah website itu diakses. Daftar dari website-website tersebut biasanya ditampilkan tanpa ada pemeriksaan untuk membantu pencari mendapatkan informasi yang tepat. Dan karena sangat memungkinkan untuk mencari sumbernya adalah hanya sebuah pendapat pribadi, beberapa sangat khawatir nantinya ilmu pengetahuan sesungguhnya akan terabaikan atau digantikan dengan “berita palsu”.

Dalam beberapa bulan terakhir, pertikaian antara yang benar dan palsu dalam pemberitaan telah menjadi perhatian khusus bagi pemerintah seperti Jerman dan Qatar, dimana berita palsu mempengaruhi ekonomi dan politik dalam jangka panjang. Sementara algoritma telah terbukti sangat berguna dalam membantu orang mencari sejumlah besar informasi, banyak yang melihat resiko yang bertumbuh dalam algoritma pencarian mengenai informasi palsu akan menggiring orang kepada keterangan palsu.

Membuat keputusan berdasarkan berita palsu bukanlah hal baru. Selama ribuan tahun, manusia telah hidup berdasarkan tradisi manusia dan takhayul yang dibuat oleh pemikiran orang sesuka hatinya. Yesus menunjukkan masalah ini ketika Dia mengingatkan pendengar-Nya bahwa beberapa guru akan membuat “firman Allah tidak berlaku demi adat istiadat” (Markus 7:13). Untuk menyanggah ini, Yesus menghidupkan hidup dari iman yang murni dan berjanji bahwa kemerdekaan tersedia kepada mereka yang memilih untuk mengikut kebenaran (Yohanes 8:32).
Sementara dunia disekitar kita mencari kebenaran dalam labirin pendapat yang membingungkan, tradisi turun temurun, dan pembelajaran yang bias, Yesus mengarahkan kita kepada sumber kebenaran. Yohanes 5:39 mengatakan bahwa Alkitab memberi kesaksian tentang Yesus.—begitu juga ketika kita menghabiskan waktu dalam firman Tuhan, mencari untuk mengerti kebenaran-Nya yang dinyatakan dalam Yesus Kristus, kita dapat menemukan kemerdekaan abadi dari ketakutan dan memiliki alasan untuk pengharapan di masa yang akan datang.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *