Segera setelah pengakuan Petrus yang luar biasa tentang Kristus sebagai Anak Allah (ayat 16), Yesus mengucapkan kata-kata, “Engkau adalah Petrus.” Yesus menggunakan kata Yunani yang sama yang digunakan 161 kali dalam Perjanjian Baru untuk Simon Petrus—“Petros.” Faktanya, kata “Petros” tidak pernah digunakan untuk tujuan lain dalam Perjanjian Baru selain untuk Petrus. Namanya berarti “kerikil” atau “batu bergulir.”
Tetapi setelah Yesus memanggil Petrus dengan namanya Petros, Dia berkata, “Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan gereja-Ku.” Kali ini Kristus menggunakan kata “petra” untuk batu. Kata “petra” melambangkan sebuah batu besar yang tak tergoyahkan—sebuah Gibraltar yang sebenarnya. Kata ini tidak pernah digunakan untuk menunjuk kepada Petrus. Sebaliknya, ini digunakan berulang kali untuk menggambarkan Yesus sendiri. Paulus berbicara tentang Kristus sebagai Batu Karang kita (lihat 1 Korintus 10:4).
Gereja tidak dibangun di atas Petrus (Petros) yang tidak stabil. Bahkan, hanya beberapa ayat kemudian (ayat 23), Kristus menegur Petrus dengan bahasa yang keras, berbicara tentang dia sebagai agen Setan! Sebaliknya, gereja Allah dibangun di atas Kristus (petra), Batu Keselamatan. Pengakuan Petrus tentang Yesus sebagai Anak Allahlah yang membentuk batu karang kebenaran yang kokoh di dasar gereja, bukan karakter Petrus yang belum bertobat.
Perhatikan bagaimana Yesus menanggapi tepat setelah Petrus membuat pengakuan: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (Matius 16:16). Kristus meyakinkan dia, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga” (Matius 16:17). Petrus diberkati karena pengakuannya, bukan karena gereja akan dibangun di atasnya. Kita juga dapat diberkati ketika kita mengakui Kristus sebagai Batu Karang keselamatan kita yang sejati.
Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Matius 16:18.
-Doug Batchelor-
