Oleh Shenalyn Page
Benar atau salah? Keluarga itu selalu akur.
Ha! Tentu saja tidak! Kita semua tahu itu tidak benar. Tetapi izinkan saya bertanya dengan cara lain.
Haruskah keluarga rukun dan saling mencintai?
Ya! Ibu dan Ayah harus saling mencintai. Benar-benar saling menyayangi. Anak-anak mereka harus menjadi prioritas utama. Saudara laki-laki dan perempuan seharusnya menjadi sahabat, bukan musuh. Setiap orang harus memperlakukan satu sama lain dengan kebaikan dan rasa hormat. Ahhhh … kedengarannya bagus, bukan?
Sayangnya, cinta seperti itu tidak menjadi kenyataan di banyak rumah tangga. Mungkin Anda tinggal di rumah yang tidak harmonis di mana lebih banyak bentakan dibandingkan komunikasi dan lebih banyak perasaan yang terluka dibandingkan hati yang disembuhkan. Jika demikian, Anda memiliki dua pilihan. Anda bisa: 1) mengeluh tentang hal itu atau 2) melakukan sesuatu untuk mengatasinya.
Saya rasa Anda setuju bahwa bersikap proaktif adalah pilihan yang lebih baik. Namun, apa yang dapat Anda lakukan?
Anda Dapat Berdoa
Hal terpenting yang dapat Anda lakukan untuk keluarga Anda adalah mendoakan mereka secara teratur. Ketika Anda berdoa untuk keluarga Anda, Anda mengundang Tuhan untuk masuk ke dalam kekacauan dan memulihkannya. Doa-doa Anda memberikan izin kepada Allah untuk mulai mengubah pikiran dan perasaan orang lain. Doa-doa Anda juga menciptakan tembok perlindungan di sekeliling keluarga Anda yang tidak dapat ditembus oleh Iblis tanpa seizin Allah.
Jadilah teladan kebaikan dan kasih.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda doakan:
- Hati yang lembut dan keinginan untuk mengikuti hukum Allah (Yehezkiel 36:26, 27)
- Hati dan tindakan yang penuh kasih (1 Yohanes 4:7)
- Kemenangan atas dosa dan kecanduan (1 Yohanes 5:4)
- Kedamaian pikiran dan hati (Yohanes 14:27)
- Kemampuan untuk mengampuni (Matius 6:14)
“Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya” (1 Yohanes 5:14, 15).
Anda Dapat mengampuni
Memilih untuk mengampuni seseorang yang menyakiti Anda bisa jadi sangat sulit. Kita berpikir bahwa pengampunan akan membebaskan orang lain dari tanggung jawab atas tindakannya, tetapi sebenarnya pengampunan menciptakan kesempatan untuk penyembuhan dan menempatkan orang yang menyakiti Anda di tangan Tuhan. Dia akan mengurus segala pembalasan yang perlu terjadi (Roma 12:19).
“Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” (Lukas 17:3,4).
Harap diperhatikan: Memilih untuk mengampuni tidak sama dengan memilih untuk percaya. Hanya karena Anda mengampuni seseorang, bukan berarti Anda harus mempercayainya atau mengizinkannya masuk ke dalam hidup Anda. Jika seseorang telah membuat Anda terluka, Anda perlu berhati-hati untuk mempercayainya lagi.
Anda Dapat Memilih untuk Bersyukur
1 Tesalonika 5:18 mungkin merupakan salah satu ayat yang paling membingungkan di dalam Alkitab. Dikatakan, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, karena itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Benarkah? Mengucap syukur dalam SETIAP situasi? Bagaimana itu mungkin?
Sejujurnya, ini tergantung pada PILIHAN. Anda dapat memilih untuk percaya kepada Tuhan. Dan Anda bisa memilih untuk bersyukur, bahkan untuk hal-hal yang sulit sekalipun—karena hal itu akan membantu Anda bertumbuh.
Bersyukur atas keluarga Anda, bahkan ketika mereka menjengkelkan (atau lebih buruk lagi), mengundang Tuhan masuk ke dalam ruang negatif dan mengizinkan-Nya untuk memberikan pemulihan. Mulailah bersyukur kepada Tuhan atas keluarga Anda dan lihatlah apa yang terjadi. Anda mungkin akan terkejut.
“Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” (Efesus 5:20).
Anda DAPAT Menjadi Pembawa Damai
Berada di tengah-tengah dua orang yang sedang marah memang tidak mudah. Tetapi di situlah Tuhan dapat memakai Anda untuk membantu membawa perdamaian. Mintalah kepada Tuhan untuk memberikan hikmat kepada Anda untuk membantu, kemudian lakukan apa yang Anda bisa untuk membantu kedua belah pihak untuk tenang, mendengarkan satu sama lain, dan membicarakannya. Usaha perdamaian Anda yang didasari doa dapat meredakan situasi yang sulit dan membantu memulihkan hubungan yang penuh kasih.
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius 5:9).
Anda TIDAK DAPAT Memaksa Orang Lain untuk Akur
Sayangnya, tidak ada tombol “ off ” untuk drama keluarga di dunia yang penuh dosa ini. Anda tidak dapat secara ajaib membuat semua orang menjadi akur. Anda tidak bisa berharap orang tua Anda saling mengasihi lagi. Atau memukul saudara-saudara Anda untuk bersikap baik. Pemaksaan tidak pernah berhasil. Bahkan keluarga Yesus pun tidak selalu rukun. Dan jika ada orang yang memiliki keluarga yang sempurna, maka itu adalah Yesus!
TETAPI (dan ini penting) Anda dapat mengundang Yesus ke dalam hidup Anda sehingga Dia dapat mengubah Anda. Kemudian, biarkan Dia bekerja melalui Anda untuk menggerakkan keluarga Anda menuju kasih, kebaikan, dan rasa hormat.