Amazingfacts.id: Pada masa Kristus dan gereja mula-mula, orang Yahudi dianggap tabu untuk makan bersama dengan orang non-Yahudi. Mishnah menyatakan, “Tempat tinggal orang kafir adalah najis.” Jadi, ketika Petrus menerima penglihatan dari surga untuk berkunjung ke rumah seorang perwira bukan Yahudi bernama Kornelius, hal itu benar-benar menggugah imannya.
Orang Saleh
Kornelius adalah “Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah.” (Kisah Para Rasul 10:2). Bukankah itu sudah cukup untuk meloloskannya melewati gerbang surga? Tidak, tidak ada satupun dari kita yang diselamatkan oleh perbuatan kita, betapapun tulusnya usaha kita. Orang Romawi ini membutuhkan lebih banyak lagi dan Allah mengambil tindakan untuk menyediakannya.
“Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepada: ‘Kornelius’! Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: ‘Ada apa, Tuhan?’” (ayat 3, 4). Malaikat itu kemudian menyuruh perwira itu mengirim orang untuk menemui Petrus di Yope.
Ketika Petrus masuk ke rumah Kornelius yang merupakan tindakan keberaniannya ia mendapati bahwa perwira Romawi itu telah mengumpulkan banyak orang untuk datang dan mendengarkan perkataannya. Ia menjelaskan bahwa meskipun sudah menjadi kebiasaan orang Yahudi untuk tidak bergaul dengan orang bukan Yahudi, “Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tahir.” (ay. 28).
Pesan Yang Diteguhkan
Selanjutnya, Petrus menyampaikan Injil tentang bagaimana Yesus datang untuk membawa keselamatan melalui kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya, yang diakhiri dengan kata-kata, “Semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya.” (ay. 43).
Kemudian, dalam banjir kasih yang luar biasa dari surga, pesan Petrus diteguhkan oleh pencurahan Roh Kudus. Orang-orang Yahudi bersama Petrus “tercengang-cengang … karena karunia Roh Kudus telah dicurahkan kepada bangsa-bangsa lain juga” (ay. 45). Ini adalah titik perubahan yang menakjubkan dalam pekerjaan misi gereja mula-mula.
Karya Allah selalu menakjubkan, karya kasih karunia di dalam hati setiap orang yang percaya, termasuk seorang perwira Romawi yang ingin menerima keselamatan.
Renungkan: Adakah seseorang yang Anda kenal, atau seseorang di kota Anda, yang dapat memperoleh manfaat dari kunjungan pribadi untuk membagikan kabar baik? Kasih Allah tidak mengenal tembok pemisah.
Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: Seseungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Kisah Para Rasul 10:34.