PINTU GERBANG SURGA 

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

“Ia takut dan berkata: ‘Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga’” Kejadian 28:17.

Di sinilah Yakub, terlalu pintar tetapi tanggung-tanggung, yang tertangkap di dalam perangkapnya sendiri. Dia sedang berada di dalam pelariannya dari rumah saudaranya, Esau, yang telah mendapatkan berkat kesulungan dengan cara menipu bapanya. Esau marah dan menunggu sampai kepada hari di mana dia akan dapat melampiaskan dendamnya kepada saudaranya. Tetapi belum sekarang, belum, sampai ayahnya yang sudah berusia lanjut, Ishak, beristirahat dalam kematiannya.

Jadi Yakub pun melarikan diri. Dia menuju ke arah utara ke Haran, di mana pamannya, Laban, tinggal. Semua dari perencanaan Yakub sekarang tampaknya tidak ada yang pintar. Malam pun tiba, dan dia sendirian. Tidak makan malam bersama keluarga malam ini. Tidak ada tempat tidur yang biasa untuk membaringkan tubuhnya yang letih. Dia harus melakukan apa saja sebaik mungkin yang dapat dia lakukan; kehidupannya telah menjadi suatu masalah pertahanan hidup yang kejam.

Dia mencari tempat untuk berbaring, dan beristirahat untuk malam ini. Tidak ada alas apa pun di bawah atau pun di atas tubuhnya malam ini, juga tidak ada bantal. Dia menarik sebongkah batu ke dekatnya dan meletakkan kepala di atasnya.

Pernahkah Anda tidur dengan menggunakan bantal batu? Saya pernah, dan saya dapat mengatakannya kepadamu bahwa itu sama sekali tidak nyaman. Kalau Anda sudah sangat lelah, Anda bisa saja langsung membaringkan diri dan terlelap, tetapi tidak untuk waktu yang lama. Dan kalau Anda terbangun, leher Anda akan merasa kaku seakan mau patah.

Jadi di sinilah Yakub berada, berbaring seorang diri di tengah belantara, kepalanya terbaring di atas sebuah batu. Tidak pernah dia merasa sedemikian jauhnya dari rumah, tidak pernah dia merasa sedemikian jauhnya dari Allah Ishak dan Abraham.

Pada akhirnya dia jatuh tertidur dalam kelelapan, Dan kemudian sesuatu yang ajaib terjadi. Allah memberikan kepadanya satu mimpi yang indah. Di tempat yang mengerikan itu yang dapat dia harapkan adalah mimpi buruk, tetapi justru gantinya dia melihat sebuah tangga yang ujungnya berdiri di alas bumi dan puncaknya menjulur sampai ke surga, dan malaikat-malaikat Allah naik dan turun di tangga tersebut. Dan di atas tangga itu Tuhan memberitakan, “Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak …. Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawamu kembali ke negeri ini” (Kejadian 28:13-15).

Ketika Yakub bangun, dia berpikir, “Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya …. Ini tidak lain dari rumah Allah; ini pintu gerbang surga” (ayat 16, 17).

Itu masih benar sampai sekarang. Tuhan ada di tempat ini. Tidak peduli betapa kesepian tampaknya, tetapi Allah mengampuni, Dia tidak akan meninggalkannya atau meninggalkan kita, Malaikat-malaikat Allah naik dan turun di tangga surga melewati bantal batu kita, sementara Dia mengatakan, “Aku menyertai engkau dan akan memeliharamu ke mana pun engkau pergi.”

Ps. William G. Johnsson – Hati yang Berlimpah Kasih Karunia, hlm. 112

Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *