DITINGGALKAN DI LAUT

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Alexander Selkirk adalah pelaut pemarah dan perompak keras kepala. Pada 1703, ia bergabung dengan William Dampier menjarah kapal dagang Spanyol di Pasifik. Setelah berselisih dengan kapten tentang kelayakan kapal mereka, Selkirk yang terkenal itu ditinggalkan di pulau Juan Fernandez yang tak berpenghuni, 400 mil sebelah barat Chili. Namun, ketika Selkirk menyadari bahwa tidak ada kru yang mau bergabung dengannya, ia sempat menyesal sesaat dan memohon kapten untuk diijinkan naik ke kapal — tetapi kapten menolak. Jadi Selkirk ditinggalkan sendirian dengan beberapa persediaan kebutuhan pokok: pakaian, tempat tidur, batu api, satu pon mesiu, peluru, kapak, pisau, ketel, alat navigasi, dan Alkitab. Selkirk berpikir mungkin hanya beberapa hari sebelum kapal berikutnya datang namun ternyata hingga hampir empat setengah tahun.

Bulan-bulan pertama adalah penyesuaian yang sulit baginya. Malam-malam itu mengerikan: teriakan singa laut, serpihan-serpihan pohon yang jatuh akibat badai yang sering terjadi, dan gerombolan tikus menggerogoti kakinya ketika dia mencoba tidur. Selkirk mengalami depresi dan bahkan berpikir untuk bunuh diri. Dia senang menjadi lapar karena itu mengalihkan pikirannya. Namun, tidak berapa lama kemudian, suasana hati Selkirk membaik.

Dia terus sibuk membangun gubuk, menangkap kambing liar untuk dimakan, dan menjinakkan kucing liar (yang akhirnya membantunya mengusir tikus). Selain mengawasi kapal yang lewat, Selkirk juga menghabiskan waktu menyanyikan lagu-lagu pujian, berdoa, dan membaca Alkitab. Dia kemudian mengatakan bahwa dia adalah seorang Kristen yang lebih baik di pulau itu daripada sebelumnya, atau, setelah itu.

Pada 1709, Selkirk diselamatkan oleh kapal Inggris lainnya. Saat itulah ia mengetahui nasib teman-teman lamanya: kapal mereka tenggelam segera setelah meninggalkan Juan Fernandez, sebagian besar awak terbunuh, dan sisanya ditangkap oleh kapal Spanyol.

Seperti ditulis oleh penyair John Milton, “Seorang diri adalah hal pertama yang tidak baik di mata Tuhan”. Tuhan tahu bahwa kita akan membutuhkan teman dengan memberikan kita pasangan, keluarga, dan persahabatan untuk tujuan itu. Tetapi selama saat-saat sendiri ketika pernikahan gagal, kesalah-pahaman dengan keluarga dan teman-teman meninggalkan kita, kita dapat seperti Selkirk, menemukan Sahabat yang berjanji “Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau” (Yosua 1:5).

TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”

Kejadian 2:18

-Doug Batchelor-


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *