Amazingfacts.id: Ada dua macam doa, doa untuk formal dan doa iman.
Pengulangan kalimat yang sudah ditentukan, dibiasakan ketika hati tidak merasa memerlukan Allah, adalah doa formal.
berasal dari hati
Kita harus berhati-hati dalam segala doa untuk mengungkapkan keinginan hati dan hanya mengatakan apa yang kita maksudkan.
Semua kata-kata hiasan yang kita ucapkan tidak setara dengan sebuah keinginan suci. Doa yang paling berkesan itu sia-sia, jika tidak mengekspresikan perasaan hati yang sesungguhnya.
Namun doa yang berasal dari hati bersungguh-sungguh, ketika keinginan jiwa yang sederhana diekspresikan sama seperti meminta bantuan kepada teman di dunia, berharap agar itu dikabulkan, inilah doa beriman.
Pemungut cukai yang masuk ke dalam bait suci untuk berdoa adalah sebuah contoh baik akan penyembah yang tulus dan berserah.
Dia merasa bahwa dia seorang pendosa, dan kebutuhan besarnya menuntun pada satu keinginan kuat yang menyala-nyala, “Allah kasihanilah aku yang berdosa ini.”
pertolongan ilahi dan usaha manusia
Untuk bersekutu dengan Allah kita harus mengatakan sesuatu kepada-Nya tentang kehidupan nyata kita. Daftar kejahatan kita yang panjang ada di hadapan Mata yang Kekal.
Daftarnya lengkap; tidak ada pelanggaran kita yang terlupakan. Tetapi Dia yang secara ajaib menempa hamba-hamba-Nya dulu kala akan mendengar doa beriman dan mengampuni pelanggaran kita.
Dia telah berjanji, dan Dia akan menepatinya. Setelah kita melayangkan permohonan kita, maka kita harus menjawabnya sendiri sebisa mungkin, dan tidak menunggu Allah melakukan bagi kita apa yang kita bisa lakukan bagi diri sendiri.
Pertolongan Ilahi harus dipadukan dengan usaha, aspirasi, dan energi manusia. Kita tidak bisa mengandalkan doa orang lain padahal kita sendiri lalai untuk berdoa, karena Allah tidak membuat ketetapan seperti itu buat kita.
ketika kegagalan terjadi
Bahkan kekuatan Ilahi tidak dapat mengangkat satu jiwa ke surga yang tidak bersedia berusaha sendiri.
Sambil selangkah demi selangkah menaiki tangga bercahaya menuju kota Allah, oh betapa seringnya kita akan kecil hati dan menangis di kaki Yesus atas kegagalan dan kekalahan kita.
Namun hendaknya kita tidak menghentikan usaha kita.
Kita semua bisa mencapai surga, jika kita mau berjuang dengan benar, melakukan kehendak Yesus dan bertumbuh ke dalam gambar-Nya.
Kegagalan sementara harus membuat kita lebih bersandar kepada Kristus, dan kita harus maju terus dengan hati yang berani, kemauan yang keras, dan tujuan yang tak tergoyahkan.
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Matius 6:7.
-Suara Hati Nurani, hal. 19-