HARI BERSEDIH BAGI SEMESTA ALAM

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Pada waktu nenek moyang kita yang pertama ditempatkan di Taman Eden yang indah, kesetiaan mereka kepada Allah diuji. Mereka bebas memilih melayani Allah, atau tidak patuh dan bersekutu dengan musuh Allah dan manusia. . . . Jikalau mereka mengabaikan perintah-perintah Allah, dan mendengarkan suara Setan, sebagaimana ia berbicara melalui ular, mereka bukan saja kehilangan hak atas Taman Eden, tetapi juga kehidupan itu sendiri.

Pelajaran moral pertama yang diberikan kepada Adam ialah penyangkalan diri. Kendali pemerintahan sendiri telah diberikan ke tangannya. Pertimbangan, alasan, dan hatl nurani bisa membawa kegoncangan. . . .

Adam dan Hawa telah diizinkan memakan buah dari semua pohon yang ada dalam taman itu kecuali satu. Hanya ada satu saja larangan. Pohon yang dilarang itu sangat menarik perhatian dan indah sebagaimana juga semua pohon-pohon di taman itu. Pohon itu disebut pohon pengetahuan baik dan jahat, sebab jika memakan buah pohon itu, Allah telah berkata, “Pastilah engkau mati” (Kej. 2:17), mereka akan mempunyai pengetahuan akan dosa, suatu pengalaman tidak menurut.

Dengan perhatian yang sangat besar semesta alam memperhatikan pertentangan yang menentukan posisi Adam dan Hawa. Betapa tekunnya para malaikat mendengarkan kata-kata Setan, asal mula dosa, sementara ia. . . berusaha menunjukkan bahwa hukum Allah tidak berpengaruh melalui pertimbangannya yang menipu. Betapa mereka gelisah menunggu kalau-kalau pasangan kudus itu akan tertipu oleh penggoda, dan menyerah kepadanya! Mereka saling bertanya, Apakah pasangan suci itu akan mengalihkan kepercayaan dan kasih mereka dari Bapa dan Anak kepada Setan? Akan mereka terimakah kepalsuannya sebagai kebenaran?

Adam dan Hawa meyakinkan diri mereka bahwa dengan masalah kecil memakan buah yang dilarang itu saja tidak akan membawa akibat yang mengerikan sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah. Tetapi masalah kecil ini adalah dosa, pelanggaran kepada hukum Allah yang kekal dan kudus, dan itu membuka pintu banjir kematian dan kesengsaraan yang tidak terperikan ke dalam dunia kita ini. . . . Janganlah kita menganggap dosa sebagai hal yang biasa saja.

Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Roma 5:17.


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *