Hukum Hari Minggu Diserukan

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

baca-alkitab Kamu akan … dibenci semua bangsa karena namaKu. Matius 24:9 

Bilamana pergerakan untuk memaksakan hari Minggu menjadi semakin berani dan menentukan, maka hukum itu akan diserukan melawan para pemelihara hukum Allah. Mereka akan diancam dengan hukuman dan pemenjaraan, dan ada yang akan ditawari pangkat yang berpengaruh, dan imbalan-imbalan serta keuntungan lainnya, asalkan  saja menyangkal iman mereka. Tetap jawab mereka yang tegas ialah: “Tunjukkanlah  pada kami berdasarkan firman Allah apa kesalahan kami.” … Mereka yang diseret ke depan pengadilan mempertahankan kebenaran dengan sekuat-kuatnya, dan beberapa orang yang mendengar mereka dituntun untuk mengambil keputusan memelihara hukurn-hukum Allah. Dengan demikian terang akan, dibawakan kepada beribu-ribu orang yang tadinya belum pernah mengenal kebenaran-kebenaran ini.

Penurutan yang teliti kepada firman Allah akan dianggap sebagai pemberontakan. Dibutakan oleh Setan, orang tua akan mengadakan penindasan yang keras kepada anak yang percaya; tuan atau nyonya akan menindas pembantu yang memelihara hukum Allah. Kasih sayang akan hilang: anak-anak tidak akan mendapat warisan dan diusir dari rumah. Kata-kata Paulus akan digenapi secara harafiah: “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.” II Timotius 3:12. Apabila orang-orang yang mempertahankan kebenaran tidak mau menghormati sabat hari Minggu, dari mereka ada yang akan dimasukkan dalam penjara, ada yang akan dibuang, dan ada yang akan diperlakukan sebagai budak. …

Pada masa penganiayaan ini iman hamba-hamba Allah akan diuji. Dengan setia mereka telah memberikan amaran, hanya berharap pada Allah dan firmanNya saja. Roh Allah yang bekerja di dalam hati mereka mendesak mereka untuk berbicara. … Namun bilamana angin tofan perlawanan dan teguran dikenakan kepada mereka, ada  orang yang dipenuhi dengan perasaan takut, akan siap menyatakan: “Sekiranya kami mengetahui lebih dahulu akibat perkataan kami, maka kami akan menjaga kedamaian kami.” Mereka terkurung di dalam kesukaran. Setan menganiaya mereka dengan pencobaan yang kejam. Pekerjaan yang mereka telah terima untuk dilakukan tampaknya jauh dari kesanggupan mereka untuk menyelesaikannya. Mereka diancam dengan kebinasaan. Kesukaan yang menjiwai mereka telah lenyap; namun mereka tidak bisa mundur. Lalu merasa keadaan mereka yang sama sekali tidak berdaya, mereka melarikan diri kepada Yang Mahakuasa untuk meminta kekuatan.

Maranata Hal.186


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *