Pernah disebut sebagai lebah yang rendah hati karena sifatnya yang baik, lebah ini jarang menyengat. Tetapi anak-anak kecil tidak menyebutkan ‘humblebees’ (lebah yang rendah hati), tapi menyebut mereka “bumblebees”, karena melihat gerakannya yang canggung.
Lebah adalah salah satu dari sedikit serangga yang dapat mengontrol suhu tubuh mereka. Dalam cuaca dingin, ratu dan pekerja dapat mengetarkan otot terbang mereka untuk menghangatkan diri. Ukuran mereka yang besar dan bulunya yang menahan panas juga membantu mereka tetap hangat, sehingga mereka boleh terbang dan bekerja di iklim yang lebih dingin dan suhu yang lebih rendah daripada kebanyakan serangga lainnya.
Suatu hari murid-murid Yesus sibuk berdebat tentang siapa yang terbesar di kerajaan surga nanti, Kristus menegur mereka dengan lembut dan berkata: “Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin pelayan” (Lukas 22:25, 26).
Seperti “lebah yang rendah hati”, Kristus mengukur kebesaran sejati dengan kerendahan hati, bukan jabatan. Sifat seorang pengikut Yesus adalah menjadi seperti anak yang baik—tidak sibuk bekerja untuk menjadi yang teratas, tetapi menjalani kehidupan yang suka melayani orang lain. Tampaknya tidak mungkin seseorang bisa menjadi hebat dengan menjadi yang terkecil. Tampaknya juga tidak mungkin bagi lebah, dengan sayap kecil dan tubuh gemuknya, untuk terbang. Mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari serangga kecil yang sederhana ini.
Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. Lukas 22:27.
-Doug Batchelor-