Amazingfacts.id: Bagaimana dengan ilmu pengetahuan dan wahyu? Karena banyak orang lebih fokus kepada ilmu pengetahuan saja.
jerat bagi banyak orang
Ada orang-orang yang mengira mereka telah membuat segala penemuan yang ajaib dalam ilmu pengetahuan.
Mereka mengutip pendapat-pendapat dari orang-orang terpelajar seolah mereka menganggapnya sempurna, dan mengajarkan potongan ilmu pengetahuan itu sebagai kebenaran-kebenaran yang tidak dapat ditentang.
Dan Firman Allah, yang diberikan sebagai lampu di kaki pelancong dunia yang lelah, dinilai oleh standar ini, dan dianggap kurang.
Riset ilmiah yang diandalkan banyak individu yang terbukti merupakan jerat bagi mereka. Riset itu telah mengaburkan pikiran mereka, dan mereka telah terhanyut pada skeptisisme.
Mereka menyadari adanya kekuatan, dan gantinya memandang pada Sumber segala hikmat itu, mereka justru merasa menang atas dangkalnya pengetahuan yang mereka peroleh.
hikmat manusia terbatas
Mereka telah meninggikan hikmat manusia mereka bukannya hikmat Allah yang besar dan agung dan berani menentang Dia. Sabda ilham menyebut orang-orang ini “bodoh.”
Allah telah mengizinkan berkas cahaya jatuh ke atas dunia dalam penemuan di bidang ilmu pengetahuan dan seni.
Tetapi ketika para ilmuwan ini berceramah dan menulis tentang hal ini dari sudut pandang manusia saja, maka mereka tentu tiba pada kesimpulan yang salah.
Akal budi yang paling hebat sekalipun, bila tidak dituntun oleh Firman Allah dalam riset mereka, jadi bingung dalam usaha mereka untuk menyelidiki ilmu pengetahuan dan wahyu.
Pencipta dan karya-karyaNya di luar pengertian mereka; dan karena mereka tidak dapat menjelaskan ini dengan hukum-hukum alam, sejarah Alkitab dianggap tidak dapat dipercaya.
Mereka yang meragukan keabsahan catatan Perjanjian Lama dan Baru, akan dituntun selangkah lebih jauh dan meragukan keberadaan Allah; kemudian, karena telah melepaskan jangkarnya, maka mereka dibiarkan bergumul dengan ketidaksetiaan.
standar yang tidak mungkin salah
Musa menulis di bawah tuntunan Roh Allah, dan satu teori geologi tidak akan pernah menyatakan penemuan yang tidak dapat diselaraskan dengan pernyataan-pernyataannya.
Pemikiran yang membuat banyak orang tersandung, bahwa Allah tidak menciptakan zat ketika Ia menjadikan dunia, membatasi kekuatan Yang Kudus dari Israel.
Banyak orang, ketika mereka mendapati diri sendiri tak mampu mengukur Pencipta dan karya-karyaNya dari pengetahuan mereka yang tidak sempurna.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, meragukan keberadaan Allah dan mengalihkan kekuatan yang tak terhingga itu kepada alam.
Alkitab tidak boleh diuji oleh pemikiran manusia tentang ilmu pengetahuan, tetapi ilmu pengetahuan harus diselaraskan dengan standar yang tak mungkin salah ini.
Orang bebal berkata dalam hatinya: ‘Tidak ada Allah.’ Mazmur 14:1.
-Suara Hati Nurani, Hlm. 152-