Hidup oleh Prinsip, Bukan oleh Kecenderungan Hati
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 1 Yohanes 2:15, 16
Orang-orang muda yang hidup zaman ini akan menghadapi perjuangan yang dahsyat jika mereka menetapkan prinsip yang benar menjadi peraturan tindak-tanduk mereka. Sebagian besar orang di dalam masyarakat berdaya-upaya sedapat-dapatnya untuk melakukan apa yang dilakukan orang lain, menyelaraskan tujuan mereka sesuai dengan ukuran dunia. Mereka tenggelam bersama-sama perkembangan-perkembangan zaman seperti gelembung air yang kosong atau rumput yang tidak ada nilainya. Mereka tidak mempunyai kepribadian, tidak memiliki kemerdekaan akhlak. Penghargaan dunia ini lebih berharga bagi mereka dari pada penghargaan Allah atau penghargaan orang-orang yang dihargaiNya. Satu-satunya motif mereka atau pedoman tindak-tanduknya adalah peraturan. Karena mereka tidak menghargai kebenaran atau bertindak dari sudut prinsip, mereka tidak dapat diharapkan. Mereka adalah permainan pencobaan setan. Mereka tidak memiliki rasa hormat yang sejati terhadap diri mereka sendiri dan tidak merasakan kebahagiaan sejati dalam hidup. Golongan ini harus dikasihani karena kelemahan dan kebodohan mereka, dan teladan hidup mereka haruslah disingkirkan oleh semua orang yang menginginkan rasa hormat yang sesungguhnya. Akan tetapi ganti berbuat demiklah, pergaulan mereka sering begitu akrab, dan tampak dengan kuasa yang memikat, yang hampir tidak mungkin dipatahkan. . . .
Dalam membentuk pendapat-pendapatmu dan memilih kawan sepergaulan, biarlah akal sehat dan takut akan Allah menjadi pedomanmu. Jadilah teguh dalam maksudmu, dengan tidak menghiraukan pendapat-pendapat orang lain tentang dirimu. Bilamana tuntutan-tuntutan Allah menuntun engkau ke arah yang berlawanan dari mana teman-temanmu berjalan, majulah dengan teguh hati apakah engkau mengikuti banyak di antaranya atau sedikit. Apa saja yang dicela Firman Allah, yang walaupun menolak segenap dunia, teruskanlah itu. . . .
Mereka hanyut dengan air pasang, yang suka kepelisiran dan pemanjaan diri sendiri, dan yang memilih jalan yang lebih mudah, tidak mengindahkan prinsip sejauh mana memuaskan keinginan mereka– orang-orang ini tidak pernah akan berdiri bersama-sama dengan orang-orang yang menang di sekeliling takhta putih yang besar itu.
Hidupku Kini, hal. 73