Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. 1 Timotius 4:16 (TB)
Awasilah dirimu sendiri. Paulus menasihatkan atau mengajar Timotius untuk mengawasi diri sendiri terlebih dahulu sebelum mengawasi orang lain.
Sama seperti ketika Anda naik pesawat terbang, jika sesuatu terjadi Anda harus memasang masker untuk diri sendiri terlebih dahulu baru membantu memasang masker orang lain (contoh, anaknya).
Mungkin ini terdengar “selfish” atau mementingkan diri, tetapi pikirkan lagi. Bisakah Anda menuntun orang ke jalan yang benar sedangkan Anda tidak berada di jalan yang benar? Dan konteks di sini ialah bahwa kita harus menjaga awasilah diri jiwa kita karena itu berhubungan dengan keselamatan kita. Karena 1 Timotius 4 itu adalah pasal mengenai bagaimana Timotius menghadapi ajaran-ajaran sesat.
Awasilah ajaranmu. Frase ini membuat frase sebelumnya lebih jelas dan lebih mudah dimengerti. Paulus menulis surat kepada Timotius supaya dia tetap menjaga ajarannya supaya tetap di jalan yang benar dan tidak mengajar ajaran sesat.
Pertanyaannya buat kita sudahkah kita menjaga ajaran kita? Apa yang kita bagikan kepada orang-orang itu sesuai dengan ajaran firman Tuhan?
Bertekunlah. Ini adalah kata perintah atau ajakan. Bertekun itu adalah kebiasaan di dalam hidup. Bukan tekun dalam satu hari saja, tetapi berulang-ulang. Paulus mengajak Timotius untuk bertekun dalam mengawasi dirinya supaya tetap mengajarkan ajaran yang benar dan tidak terpengaruh dengan ajaran yang salah.
Pelajarannya buat kita, sudahkah kita bertekun dalam mengawasi jiwa kita supaya selalu tetap ada di jalan yang benar?
Akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. Paulus memberi tahu hasil akhir apa yang akan terjadi kepada Timotius jika ia bertekun dalam mengawasi jiwa kita. Bukankah itu akan memotivasi kita jika kita tahu hasil akhirnya? Orang akan terpengaruh dengan ajaran yang benar jika kita tetap di jalan yang benar.
Tuhan berkati!
saya kepala rumah tangga dan berprofesi sebagai seorang guru.
saya memiliki keinginan hidup benar seperti yang di tulis dalam Firman Tuhan ( alkitab)
Tapi yang selalu saya hadapi adalah penyimpangan lewat pikiran, tidak mampu saya taklukkan . Dan tiap kali pikiran penyimpangan itu muncul,apakah saya sedang duduk,berjalan,sedang mengendarai kendaraan atau pada saat saya berbaring, saya berusaha menghilankan dari pikiran dengan menyanyi pujian, ampuni saya Tuhan dan kadang berdoa dalam hati.
Keinginan diri saya yang besar sebagai mana status pekerjaan saya, mau menjadi teladan bagi orang yang ada dalam lingkungan saya dimanapun saya berada.Pengawasan diri selalu menjadi gagal dan cendrung menjadi orang yang munafik.
Apakah yang dapat saya lakukan agar mampu menguasai diri /tidak menyimpang.
Syalom Sdr. Yance
Kami turut mendoakan pergumulan Saudara. Ada satu nasehat yang indah yang kami temukan dalam sebuah buku berjudul “Kerinduan Segala Zaman” yang berisi pelajaran-pelajaran berharga dari kirah Yesus semasa ada di dunia. Berikut ini petikannya:
Ada satu artikel di web Amazing Facts Indonesia mengenai tips dalam melawan dan mengatasi pencobaan kiranya juga dapat membantu Sdr. Yance:
http://amazingfacts.id/10-tips-terbaik-mengatasi-pencobaan/
Tuhan memberkati.