KARTU-KARTU SETELAH HARI NATAL

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

“Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup” Matius 25:10.

Tiap tahun kita mendapat kartu-kartu yang tiba terlambat. Beberapa kelewatan hanya sehari, beberapa lebih lama, dan beberapa diposkan setelah hari Natal! Saya mempunyai perasaan yang bercampur aduk tentang kartu-kartu setelah hari Natal ini. Memang selalu menyenangkan mendengar dari seorang teman yang lama tak bertemu, tetapi kartu-kartu ini tampaknya tidak cocok lagi. Yang lain tiba pada waktu yang baik (kami mempunyai sanak keluarga di luar negeri yang memastikan kami mendapatkan kirimannya dan mengirimnya kepada kami kadang dua bulan sebelum tanggal 25 Desember) dan digantungkan atau ditaruh dengan pola yang direncanakan dengan saksama. Tempatnya semua penuh, dan kemudian kiriman terlambat ini muncul. Yang ini biasanya tidak ditaruh di gantungan; tetapi disisihkan dalam onggokan.

Saya tidak merayakan hari Natal, seolah-olah tanggal itu mempunyai arti penting. Yang pasti itu bukanlah tanggal kelahiran Juruselamat, karena para gembala dulu masih berada di luar bersama para ternaknya sepanjang malam, sesuatu yang membuat tanggal 25 Desember itu tidak memungkinkan adalah musim dinginnya. Bukan, bukan kartu yang terlambat sehari yang menjadi masalah penting. Akan tetapi, hari itu, mewakili musim yang mendatangkan kartu-kartu niat baik dan penuh kenangan.

Bukan masalah besar berlambat-lambat dengan kartu Natal Anda, tetapi berlambat-lambat dengan Tuhan. Persis sebelum Ia menuju salib, Yesus menceritakan perumpamaan tentang 10 gadis yang diundang ke pernikahan. Lima membuat persiapan dan membawa persediaan minyak lampunya; yang lima lainnya tidak. Pengantin pria tampaknya tertunda kedatangannya; semua orang tertidur. Tetapi pada tengah malam sebuah seruan terdengar, kedatangannya; semua orang tertidur. Tetapi pada tengah malam sebuah seruan terdengar, “Mempelai datang! Songsonglah dia!” (Matius 25:6). Kelima gadis bijaksana menyalakan lampu mereka dan pergi melakukan bagian mereka dalam perayaan itu. Tetapi lima lainnya harus bergegas pergi mencari toko yang masih buka. Saat mereka kembali, pintu sudah ditutup, dan mereka tidak bisa masuk.

Ayat itu adalah salah satu yang paling menyedihkan dalam Kitab Suci: “Lalu pintu ditutup.” Begitu dekat, namun begitu jauh. Hampir tiba, tetapi tidak sampai.

Hampir tidak cukup baik. Tiap hari, hari ini, Anda dan saya harus yakin bahwa kita sedang bersama Yesus. Kita tidak akan pergi memulai hari yang baru tanpa perlindungan dan tuntunan-Nya. Kita harus memiliki-Nya sekarang juga dan sepanjang hari.

Tuhan, datanglah penuhi diri saya dengan kemurahan hati-Mu. Datanglah sekarang, dan tinggallah dalam diri saya sepanjang hari ini.

Ps. William G. Johnsson – Hati yang Berlimpah Kasih Karunia, hlm. 157

Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *