Kasih, Ketergantungan

KASIH

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Berbuah dalam Roh
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. I Yoh. 3:1

Yohanes berkata, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah.” Tidak ada bahasa yang sanggup mengungkapkan kasih ini; kita hanya dapat menggambarkannya sebagai kasih yang melampaui pengetahuan. Untuk mengungkapkan kasih ini – yang memungkinkan kita disebut anak-anak Allah, membutuhkan bahasa Yang Tak Terhingga [Allah]. Menjadi seorang Kristen, manusia tidak melangkah turun. Tidak perlu merasa malu karena memiliki hubungan dengan Allah yang hidup.

Yesus menanggung hina dan malu serta celaan yang seharusnya ditanggung orang berdosa. Dia adalah Yang Agung dari surga, Dialah Raja kemuliaan, Dia setara dengan Bapa; namun Dia menyelubungi Keilahian-Nya dengan kemanusiaan, agar kemanusiaan dapat menjangkau manusia, agar Keilahian dapat diletakkan. Seandainya Dia datang sebagai seorang malaikat, Dia tidak dapat mengambil bagian bersama kita dalam penderitaan kita, tidak dapat dicobai dari segala sudut sebagaimana kita dicobai, dan tidak dapat merasakan kesediahan kita; tetapi Dia datang dengan mengenakan pakaian kemanusiaan kita, sehingga sebagai pengganti kita dan jaminan kita, Dia boleh mengalahkan penguasa kegelapan demi kita, dan menjadikan kita pemenang melalui jasa-jasa-Nya.

[Sementara kita berdiri] di bawah bayang-bayang salib Golgota, ilham kasih karunia-Nya memenuhi hati kita. Bila kita memandang pada Dia yang telah ditusuk oleh dosa-dosa kita, ilham dari surga turun ke atas kita; dan ilham ini boleh turun ke atas masing-masing kita melalui Roh Kudus. Jika Anda tidak menerima Roh Kudus, Anda tidak dapat memiliki kasih Allah di dalam jiwa; tetapi melalui suatu hubungan yang hidup dengan Kristus, kita dipenuhi dengan kasih, semangat, dan kesungguh-sungguhan.

Kita tidak sama sepeiti sebongkah batu marmer, yang dapat memancarkan sinar matahari tetapi tidak dikaruniai dengan kehidupan. Kita memiliki kesanggupan untuk menyambut berkas-berkas terang dari Matahari kebenaran; karena pada saat Kristus menerangi jiwa kita, Dia memberikan terang serta kehidupan. Kita meminum kasih Kristus seperti halnya cabang itu menerima makanan dari pohon anggur. Jika kita dicangkokkan ke dalam Kristus, jika serat demi serat dipersatukan dengan Pokok anggur kehidupan, kita akan memberi bukti kenyataan ini oleh menghasilkan tandan buah yang limpah. –Review and Herald, 27 Sept. 1892.

Kamu Akan Menerima Kuasa, hlm. 66


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *