KEBANGKITAN KEPADA HIDUP BARU

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

144000-7-638Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Rm.6:4

orang percaya yang bertobat, yang telah mengambil langkah langkah yang diperlukan dalam pertobatan, dalam baptisannya memperingati kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus. Ia dibenamkan ke dalam air yang mengumpamakan kematian dan penguburan Kristus, dan ia diangkat dari dalam air yang mengumpamakan kebangkitan-Nya—tidak membawa hidup lama dalam dosa, tetapi menghidupkan hidup baru dalam Kristus Yesus.

Ia yang telah berkata, “Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali” (Yoh. 10:17), keluar dari kubur kepada kehidupan yang ada dalam diri-Nya. Kemanusiaan mati; Keilahian tidak mati. Dalam Keilahian-Nya Kristus mempunyai kuasa untuk memutuskan ikatan kematian. Ia menyatakan bahwa la mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri untuk menghidupkan siapa yang dikehendaki-Nya.

Semua makhluk ciptaan hidup oleh kehendak dan kuasa Tuhan. Mereka adalah penerima hidup Anak Tuhan. Betapapun hebatnya kesanggupan dan talenta, betapapun besarnya kemampuan mereka, mereka diberi kehidupan dari Sumber semua kehidupan. Ia adalah mata air kehidupan. Hanya Dia sendiri yang mempunyai kekekalan, yang tinggal dalam terang dan hidup, yang berkata, “Aku berkuasa memberikannya [hidup-Nya] dan berkuasa mengambilnya kembali” (ayat 18). . . . Kristus berkuasa untuk memberikan kekekalan. Hidup yang telah diberikan-Nya dalam kemanusiaan, Ia mengambilnya kembali dan memberikannya kepada kemanusiaan. . . .

Kristus menjadi satu dengan kemanusiaan agar kemanusiaan bisa menjadi satu dalam Roh dan kehidupan dengan Dia. Berdasarkan persatuan ini dalam penurutan kepada firman Tuhan, hidup-Nya menjadi hidup mereka. Kata-Nya kepada orang yang sudah bertobat, “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yoh. 11:25). Kematian dalam pandangan Kristus adalah tidur—sunyi, gelap, tidur. Ia mengatakannya sebagai tidur dalam waktu yang singkat. “Dan setiap orang yang percaya kepada-Ku,” kata-Nya, “tidak akan mati selama-lamanya” (ayat 26). . . . Ia berkata, “Ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya” (Yoh. 8:51). Dan kepada orang yang percaya, kematian adalah suatu perkara kecil. Bersama Kristus, mati adalah tidur. “Mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Tuhan bersama-sama dengan Dia” (1 Tes. 4:14).


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *