KEMANUSIAAN YESUS (Bag. 4b)

Belajar Firman Mengenal Yesus
Mari bagikan artikel ini

2. Penjelasan-penjelasan Melalui Gambar-Gambar

Tidak akan ada rangkaian gambar yang dapat menjelaskan rencana penebusan Kristus secara lengkap. Namun gambar-gambar dapat digunakan untuk menyederhanakan proses pengertian itu.

Allah adalah Maha Besar. Kemahabesaran-Nya itu, apabila dilukiskan di atas kertas, tidak akan dapat dimuat oleh kertas yang bagaimanapun besarnya ukurannya. Ke-Allahan hidup atas prakarsa-Nya sendiri! Ke-Allahan adalah yang menciptakan dan tidak ikut diciptakan!

Alkitab menjelaskan bahwa ada tiga oknum dalam ke-Allahan. Masing-masing oknum mempunyai kuasa hidup dalam diri-Nya sendiri, sehingga kita dapat menggambarkan ketiga oknum ke-Allahan dengan tiga simbol yang tersendiri.

Tetapi, oleh karena ketiga oknum ke-Allahan itu adalah satu dalam segala sesuatunya (maksud, pikiran, perasaan, tujuan, dll…), kita dapat juga melukiskan ke-Allahan itu dengan satu simbol dengan tiga angka pengenal, seperti di bawah :

Angka 1 mewakili Allah Bapa ; angka 2 mewakili Yesus Kristus ; angka 3 mewakili Roh kudus.

 

Malaikat

Malaikat adalah oknum ciptaan ke-Allahan. Apabila hendak dinyatakan dalam simbol, simbolnya seharusnya dibuat tidak terlihat apabila dibandingkan dengan simbol yang kita pakai untuk ke-Allahan di atas. Namun, sebagai ilustrasi, agar dapat dilihat, kita menggunakan simbol untuk malaikat yang sedikit lebih kecil dari simbol untuk ke-Allahan.

Manusia dan Penduduk Dunia Yang lain-lain.

Alkitab tidak menjelaskan kepada kita bagaimanakah sifat penduduk dunia yang lain itu. Namun  pastinya bahwa mereka juga lebih rendah dari malaikat-malaikat juga. Oleh sebab itu, kita akan menggunakan simbol untuk manusia di bumi dan penduduk dunia yang lain yang lebih kecil dari simbol untuk malaikat :

3. Keadaan Damai, Sejahtera Dan Kudus Di Semesta Alam

”Saudara harus memandang Yesus dan melihat kemuliaan yang ada di atas tangga. Hanya melalui Kristus saudara dapat memastikan diri saudara dalam hal mewarisi sorga, di mana segala sesuatu adalah  murni, suci, damai dan sejahtera; di mana terdapat kemuliaan yang tidak dapat dilukiskan oleh bibir manusia yang fana.”- 8 T. 131.

Keadaan seperti di atas dapat dilukiskan dengan gambar-gambar seperti di bawah :

Ini adalah keadaan di mana semua malaikat-malaikat, manusia dan penduduk-penduduk dunia yang lain semua berselimutkan kesucian dan kebenaran ke-Allahan.

 

4. Dosa Yang Pertama

Dosa yang pertama bukanlah dosa seperti yang kita lihat dan kenal sekarang. Semua perbuatan keji yang nampak di dunia ini adalah akibat dari dosa pertama itu. Yesaya 14:13, 14 menulis: ”Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu.” Dosa yang pertama tumbuh di dalam angan-angan hati dan pikiran. Apakah yang telah diangan-angankan dan dipikirkan oleh Lucifer, malaikat ciptaan Allah itu? ”Aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan . . . aku hendak menyamai yang maha tinggi.”

Kita telah membaca dalam tulisan Ayub 1:6, 7 bahwa ada pertemuan-pertemuan yang diadakan di sorga pada saat mana ”anak-anak Allah menghadap TUHAN.” Lucifer, malaikat ciptaan Allah itu, hendak ”mendirikan takhtanya mengatasi bintang-bintang Allah.” Ia hendak duduk pada saat-saat pertemuan itu di tempat  ”yang Maha Tinggi.” Lucifer hendak menggantikan pimpinan sorga. Ini berarti bahwa ia hendak berada di atas Allah sekali pun!

Kita memperoleh gambar yang seperti di bawah :

a  – –     Lucifer dalam kesuciannya yang mula-mula

b  – –     Lucifer pada saat membuat selimut kesucian pada ke-Allahan, menemukan dirinya sendiri makin membesar

c  – –     Lucifer dalam rasa kebesaran dirinya, hendak mengatasi dirinya di atas ke-Allahan.

5. Gantinya Menjadi Besar Dan Tinggi, Lucifer Dicampakkan Ke Dunia Menuju Kematian

“Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang di sebut iblis atau setan, . . . dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malikatnya.” Wahyu 12:7-9.

Menyusul ayat-ayat yang menyebutkan bahwa Lucifer mempunyai angan-angan hati untuk membesarkan dirinya di atas yang Maha Tinggi, nabi Yesaya berkata: ”Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau di turunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur. ” Yesaya 14:5.

Setan atau Iblis dilemparkan ke dunia. Menurut Yesaya ia dilemparkan ke dalam dunia orang mati. Tetapi kematiannya itu tidak segera terjadi, oleh sebab dunia ini pun tidak segera dimusnahkan. Semesta alam ciptaan Allah masih berada dalam keadaan yang damai, sejahtera, suci dan murni. Semesta alam belum pernah menyaksikan kematian. Sekiranya Allah memusnahkan setan pada saat pemberontakannya,  kejahatan masih belum terbukti dan kasih Allah dalam menghadapi keadaan pemberontakan seperti itu juga masih belum terbukti. Pemberontakan akan dapat timbul lagi dalam dunia yang lain yang masih belum tercemar dapat digoda di kemudian hari.

Dalam keadaan darurat seperti yang telah terjadi dengan pemberontakan Lucifer, Allah harus membuktikan kepada semesta alam sifat kasih-Nya yang sesungguhnya. Itulah sebabnya Allah telah merancang rencana keselamatan melalui Yesus Kristus dan setan sekaligus diberi kesempatan untuk membuktikan sifatnya yang sesungguhnya.

Sambil membuka jalan bagi keselamatan manusia yang telah jatuh dalam dosa, Yesus sekaligus mendirikan dinding penyelamat bagi dunia yang lain yang belum jatuh ke dalam dosa. Dengan pengorbanan-Nya dan cara-Nya untuk merendahkan diri dari kedudukan yang penuh kemuliaan ke posisi yang sama rata dengan manusia yang di kutuk dosa, Yesus telah menyatakan sifat ke-Allahan yang sesungguhnya! Tindakan inilah yang akan mengikat malaikat-malaikat yang belum jatuh dan dunia-dunia lainnya yang belum jatuh, serta dunia kita yang telah jatuh, kepada kasih Allah untuk selama-lamanya.

Pada waktu setan berada di dunia ini, nabi Yesaya menjelaskan bahwa ia telah menang dalam menggoda manusia. “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera fajar, Engkau sudah di pecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!”  Yesaya 14:12.

Hawa dan Adam telah terpancing. Mereka telah mengikuti jejak putera fajar itu! Kesucian dan kebenaran Allah telah mereka tinggalakan, dan tanpa kesadaran mereka, mereka telah mengenakan “sifat” Iblis.  Demikianlah ilistrasi gambarnya :

a          —          Manusia dalam kesucian yang mula-mula.

B          —          Manusia setelah memilih untuk mendengarkan suara Iblis

(apa yang kemudian menjadi jalan dan pilihan manusia setelah lebih mendengarkan suara Iblis? Kita lanjutkan dalam pelajaran selanjutnya).

Bersambung . . .


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *