KESEDERHANAAN AJAIB HUKUM ITU

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada yang tak berpengalaman. Mzm. 19:8

Betapa ajaibnya hukum Yahwe itu dalam kesederhanaannya, dalam kelengkapan dan keluasannya dan kesempurnaannya! Dalam rencana dan tujuan Tuhan ada misteri yang tidak bisa dimengerti oleh pikiran yang fana. . . . Tetapi tidak ada misteri dalam hukum Tuhan. Pikiran yang paling lemah sekalipun dapat menangkap peraturan-peraturan yang mengatur kehidupan dan membentuk tabiat menurut Teladan Ilahi. Jikalau anak-anak manusia berusaha sekuat tenaganya untuk menuruti hukum ini, mereka akan memperoleh kekuatan intelek dan kuasa kearifan untuk mengerti lebih banyak maksud-maksud dan rencana-rencana Tuhan. . . .

Pengorbanan yang tak terhingga yang telah dilakukan oleh Kristus untuk membesarkan dan meninggikan hukum, menyaksikan bahwa tak satu titik atau noktah pun dari hukum itu akan melepaskan tuntutannya kepada para pelanggar hukum. Kristus datang untuk membayar utang orang berdosa, yang terjadi oleh karena pelanggaran, dan oleh teladan-Nya sendiri mengajar manusia bagaimana memelihara hukum Tuhan. Kristus berkata, “Aku menuruti perintah Bapa-Ku” (Yoh. 15:10). . . . Tidak bisa dimengerti mengapa begitu banyak orang, yang mengaku hamba-hamba Tuhan, bisa mengesampingkan hukum-Nya dan mengajarkan kepada orang-orang berdosa bahwa mereka tidak bisa mempertanggungjawabkan ajaran-ajaran hukum itu. Betapa suatu penipuan yang fatal! . . .

Kita hidup di negeri perhambaan dan kematian. Orang banyak diperhamba oleh kebiasaan-kebiasaan berdosa dan kebiasaan-kebiasaan jahat, dan belenggunya sangat sukar untuk dipatahkan. Kejahatan, seperti banjir, sedang menggenangi dunia ini. Kejahatan-kejahatan hampir, yang terlalu menakutkan untuk disebutkan, terjadi setiap hari. Akankah kita mengatakan bahwa ini semua terjadi karena manusia hidup dalam penurutan kepada kehendak Tuhan, atau itu terjadi karena para pendeta dan orang-orang berpegang dan mengajarkan bahwa perintah-perintah hukum itu tidak mempunyai kekuatan mengikat?

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, “ agar yang hilang bisa dikembalikan. . . . Ia yang telah mengecap dan mendapati bahwa Tuhan itu baik tidak akan mengikuti jalan pelanggaran. Baginya melanggar hukum Tuhan, yang sudah begitu mengasihinya, adalah suatu yang menyakitkan.

Inilah Hidup yang Kekal Hal. 293


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *