KESELAMATAN DARI HARI KE HARI

Renungan Harian
Mari bagikan artikel ini

Berdiri teguhSebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh. I Korintus 10:12

Kejatuhan Petrus tidak dengan tiba-tiba, tetapi perlahan-lahan Keyakinan atas diri sendiri membawa dia kepada kepercayaan bahwa ia selamat, dan langkah demi langkah ia merosot ke bawah, sampai ia bisa menyangkal Tuhannya, Kita tidak pernah akan selamat menaruh keyakinan pada diri sendiri atau perasaan, hanya di  pihak sorga kita aman melawan pencobaan. Mereka yang sudah menerima Juruselamat, betapapun kesungguh-sungguhan pertobatan mereka, jangan sekali-kali diajar untuk mengatakan atau merasa bahwa mereka sudah selamat. Ini pimpinan yang salah. Setiap orang harus diajar memegang pengharapan dan iman; tetapi walaupun  kita menyerahkan diri kita sendiri kepada Kristus dan mengetahui bahwa Ia menerima kita, tetapi kita tidak luput dari pencobaan. … Hanyalah orang yang bertahan dalam kesukaran yang akan menerima mahkota kehidupan. (Yakobus 1:12).

Mereka yang menerima Kristus, yang dalam keyakinan pertama mereka berkata, saya  selamat, berada dalam bahaya percaya akan diri mereka sendiri. … Kita diberi peringatan, “Siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh” (I Korintus 10:12). Satu-satunya yang selamat bagi kita ialah tetap tidak berharap pada diri sendiri, dan bergantung pada Kristus.

Banyak orang yang menerima Kristus, tetapi yang tidak pernah menjadi orang Kristen dewasa. Mereka mengaku bahwa manusia sudah jatuh, bahwa susunan tubuhnya dilemahkan, bahwa ia tidak layak mencapai akhlak yang pantas, tetapi mereka mengatakan bahwa Kristus telah memikul semua beban, semua penderitaan, semua penyangkalan diri, dan mereka rela membiarkan Dia memikulnya. Mereka mengatakan  bahwa bagi mereka tidak ada yang perlu dilakukan kecuali percaya; tetapi Kristus berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Matius 16:24). …

Kita tidak pernah akan berhenti dalam keadaan yang memuaskan, dan berhenti melangkah maju, sambil berkata, “Saya selamat.” Bila gagasan ini diberi tempat,  maka dorongan supaya berjaga-jaga, supaya berdoa, supaya berusaha dengan tekun untuk maju mencapai hasil-hasil yang lebih tinggi, menjadi pudar. Tidak ada bibir yang disucikan akan didapati mengucapkan kata-kata ini sampai Kristus datang, dan kita masuk melalui pintu ke dalam kota Allah. Kemudian, dengan sikap yang sangat sopan, kita dapat mempermuliakan Allah dan Anak Domba itu atas kelepasan yang kekal.

 

Maranata Hal. 236


Mari bagikan artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *