Pengudusan, sebagaimana halnya pembenaran, harus dipahami sebagai sepenuhnya atas jasa baik Yesus Kristus. Orang-orang yang mengaku bahwa pengudusan adalah sebagian dari Kristus dan sebagian dari manusia tidak memahami bahwa pengudusan, sebagaimana halnya pembenaran, adalah oleh kasih karunia melalui iman di dalam pengorbanan Yesus Kristus.
Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus (Titus 2:11-13).
Untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan (Kisah 26:18).
Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus (Ibrani 10:10).
Keselamatan kita ditebus di Kalvari. Tidak ada jasa baik dalam memenuhi syarat-syarat bagi pembenaran demikian juga syarat-syarat bagi pengudusan. Sementara Kristus mati untuk seluruh umat manusia, Tuhan bukanlah seorang manipulator. Ia telah memberikan manusia kuasa untuk memilih dan membuat keputusan, sehingga manusia dapat memilih atau menolak pemberian keselamatan secara cuma-cuma. Hamba Tuhan mendefinisi-kan bahwa penyerahan yang sama bagi pembenaran adalah juga berlaku bagi pengudusan:
Penyerahan penuh kepada kehendak Bapa kita yang ada di surga adalah pengudusan itu sendiri (RH, 25 Maret 1902).
Sayangnya, banyak yang masih berpegang kepada konsep Katolik Roma tentang pengudusan karena perbuatan, telah menolak pengudusan sebagai bagian dari Injil keselamatan. Namun ketika diketahui bahwa pengudusan, seperti halnya pembenaran, telah dibeli di salib Kalvari, tidak akan ada lagi kesalahpahaman sedemikian.
Pengudusan bukanlah menjadi semakin tidak sempurna di dalam kehidupan ini, melainkan adalah kekudusan yang menjadi dewasa selama masa pengembaraan Kristen.
Pengudusan adalah hasil dari penurutan seumur hidup (Acts of the Apostles, hlm. 561).
Pada setiap tahap perkembangannya, kehidupan kita mungkin sempurna; namun jikalau maksud Tuhan agar digenapi bagi kita, akan ada kemajuan terus-menerus. Pengudusan adalah pekerjaan seumur hidup. Sementara kesempatan-kesempatan kita semakin berlipat, pengalaman kita semakin meluas, dan pengetahuan kita semakin bertambah (Christ’s Object Lessons, hlm. 65, 66).
Pengudusan ini adalah pekerjaan progresif, dan kemajuan dari satu tahapan kesempurnaan menuju tahapan berikutnya (My Life Today, hlm. 250).
Paulus menyatakannya dengan baik, menjelaskan bahwa dalam kenyataannya, pengudusan adalah pekerjaan Tuhan.
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya (Filipi 2:12, 13).
Kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin (Ibrani 13:21).
Maka kita dapat memahami perkataan hamba Tuhan ketika mengatakan:
Jubah ini, yang ditenun dari gulungan benang surga, tidak mengandung satu benangpun dari usaha manusia (COL, hlm. 311).
Yesus dengan pasti memasukkan pengudusan ini dalam Injil keselamatan.
Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai (2 Tesalonika 2:13).
Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita (1 Korintus 1:30).
Betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup (Ibrani 9:14).